Hello Awesome Person!

You'll not find anything useful here. Consider this a fair warning.

Saturday, April 25, 2009

Poor Dad Rich Me (?)

Pertama kali masuk kelas media iklan, ada dua reaksi yang gue terima.
Antara senang dan cemas.
Senang karena dapat makanan tiap minggu (ih, najis, setiap ada gratisan pasti senang)
Cemas karena selalu dicekokin tiap minggu untuk jadi orang kaya.

Bukannya gue tidak mau jadi orang kaya,
Tapi bagi gue, kekayaan tidak menjadi hal yang terlalu penting.

It don't mean a thing if it ain't got that swing!

Hahah, malah jadi keluar judul lagu yang sangat nge-swing.
Intinya gue tidak pernah ambisius untuk jadi kaya.
Ambisi hidup gue adalah untuk bersenang-senang.
Gue tidak peduli jadi sampah masyarakat selama gue bisa tertawa (ini namanya orang gila)

Setelah gue pikir-pikir ulang, mungkin ada beberapa alasan yang bisa menjadikan gue lebih ambisius jadi orang kaya.
Seperti :

1.
WAJIB hanya membeli pakaian dengan bahan dan jahitan rapi yang pastinya mahal.
Kenapa?
Karena menyeterika pakaian murah dengan jahitan dan bahan mudah melar SANGAT merepotkan.
Tidak percaya? Jika anda memiliki housekeeper, coba gantikan pekerjaannya sebagai penyeterika pakaian di rumah selama sehari.

2.
TIDAK MASALAH berangkat terlambat ke kampus.
Kenapa?
Karena meski terlambat tetap bisa naik kereta express Rp 6.000,00 tanpa nangis darah kurang uang buat ongkos pulang.
Gue sering mengalami hal ini sehingga tidak bisa beli makan siang, dan kadang nyaris tidak bisa pulang karena kurang uang.

3.
BEBAS melakukan berbagai kejahatan mulai dari tingkat ikan teri sampai tingkat ikan paus.
Kenapa?
Karena kalau kaya kan pastinya banyak uang untuk menyuap penindak hukum di dunia ini supaya dibebaskan.
Sekarang aja kalau gue berusaha 'mencuri' jatah makan milik bokap, nyokap, atau kakak, pasti gue diamuk massa sama mereka.

4.
SELALU membuang sampah sembarangan.
Kenapa?
Pengen aja.
Lagian berhubung banyak uang, mau semena-mena nyuruh orang buat mungutin itu sampah (dengan iming-iming dibayar) jadi tidak masalah.

Mungkin ini sebabnya Tuhan belum mengizinkan gue jadi kaya, karena kalau kaya, gue akan semakin jadi sampah masyarakat.
Boros.
Pemalas.
Kriminil.
Dan sombong.

Saturday, April 18, 2009

Rant

Mulai menyesal kenapa kemarin gue makan 4 potongan besar Pizza Deluxe Cheese dengan sosis ayam di pinggirnya + Fussili Cheese and Sausage hanya untuk makan siang!

Karena akibatnya sekarang gue tidak boleh makan makanan selain sayur, buah, daging sapi, dan nasi selama 5 hari!

Damn!

Thursday, April 16, 2009

Chara

Ada hal yang baru gue sadari setelah minggu ini tidak sengaja melihat salah satu film bioskop Indonesia yang ditayangkan di stasiun tv swasta.

Judul filmnya... apa ya?
Tidak tau.
Yang jelas stereotype film bioskop Indonesia.
Tentang percintaan.
Dan yang menjadi perhatian utama gue dalam film tersebut adalah karakter tokoh utamanya.

Entah kenapa gue merasa semua tokoh cewek yang ada dalam film percintaan remaja (anak-anak) bioskop Indonesia selalu memiliki karakteristik yang sama.
Manja.
Centil.
Banyak maunya.
Ngeselin.

Lebih anehnya lagi, tokoh utama cewek seperti itu yang selalu disukai oleh para tokoh utama cowok.

Lalu karakter tokoh utama cowoknya juga selalu sama.
Sok cool.
Berasa kegantengan.
Jutek.
Tapi (ceritanya) sebenarnya baik.

Dan tokoh utama cowok semacam ini yang ceritanya selalu menjadi tokoh idaman pujaan semua cewek.

Bener-bener TIDAK waras itu yang buat ceritanya.

Sebenarnya lagi tidak mood untuk menjelaskan panjang lebar kenapa gue merasa hal ini tidak waras. Tapi kalau gitu, buat apa gue nge-posting hal ini?

Sunday, April 12, 2009

Shoujo Life

Gue tidak pernah merasa gue adalah orang yang romantis.
Setidaknya sampai satu menit yang lalu lah.

Haha, jadi apa yang membuat gue berubah pikiran?

Sebenernya gue juga tidak terlalu mengerti, tapi gue memang merasa agak 'berubah'
Dulu, hal yang gue anggap romantis digambarkan dalam film Eternal Sunshine of the Spotless Mind.
Menceritakan dua orang yang pacaran, tapi sebenernya sebelumnya mereka sudah pernah pacaran terus putus, terus berusaha saling melupakan menggunakan mesin aneh gitu.
Ya, ya, cult movie.
Inilah yang gue sebut sebagai romantis!

Berikutnya, entah kenapa gue mulai semakin mudah merasa 'tersentuh' setelah membaca josei/shoujo manga, Nana.
Ceritanya tentang dua orang yang terpisah karena harga diri, egoisme, dan kematian.

Padahal dulu denger kata romantis, yang terbayang di pikiran selalu dalam wujud yang aneh.
Kenapa sekarang gue bisa menerima cerita-cerita yang 'cheesy-with-tear-and-such'?
Ya, untungnya gue belum sampai pada tahap menyukai cerita yang benar-benar 'cheesy'!

Jangan-jangan karena faktor usia gue yang semakin tua (tahun ini akan 20, NO!) dan tetap tidak pernah merasakan kehidupan pacaran?
Tapi bisa juga gara-gara semakin banyaknya film, buku, dan manga yang 'cheesy'
Atau yang harus gue salahkan adalah temen-temen gue yang sukanya cerita-cerita 'cheesy' terus setiap melihat adegan macam itu pasti langsung, "Ohh..."

Note : Istilah 'cheesy' gue dapatkan dari temen gue untuk menyebutkan cerita yang percintaannya mudah ditebak, penuh dengan kata gombal, dan semacam cinderella story yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata.