OMFG!
First.
Kisah ini bermula ketika dalam suatu siang yang panas gue dipaksa menemani nyokap ke pasar Senen mencari alat untuk mem ... hm, sebentar.
Untuk apa gue menjelaskan apa yang ingin nyokap cari di pasar ya?
Okeh, lanjut.
Jadi dalam perjalanan, nyokap mengkritik hidup gue yang MINIM kisah asmara (dan dilanjutkan dengan monolog nyokap mengenai kejayaan masa mudanya yang penuh kisah asmara).
Dan gue tidak terima!
Akhirnya setelah perdebatan sengit tidak sengaja gue nyeletuk,
"Liat aja, nanti awal semester lima minimal selama seminggu gue akan menjadi wanita feminim lemah lembut dan pendiam!"
Setelah suasana hening sejenak, nyokap mengeluarkan tawa piciknya (seperti yang biasa gue lakukan saat punya pikiran jahat atau ingin menipu orang lain).
"Ok, kalau begitu mulai tahun ajaran baru kamu harus berubah."
Second.
Kesalahan berikutnya gue lakukan dengan mengatakan,
"Iya."
Meskipun muka gue tidak sepakat dengan kata-kata gue.
Kenapa gue harus dilahirkan dengan ego cukup besar dan jiwa penjudi sih?!
Sekarang gue hanya bisa berharap Tuhan sudah mau memaafkan gue sehingga doa gue dikabulkan, yaitu 'semoga nyokap sudah terlalu pikun untuk mengingat percakapan yang berlangsung sore hari ini'
3 days ago