Hello Awesome Person!

You'll not find anything useful here. Consider this a fair warning.

Tuesday, July 21, 2009

Made a Mistake ... TWICE!

OMFG!

First.

Kisah ini bermula ketika dalam suatu siang yang panas gue dipaksa menemani nyokap ke pasar Senen mencari alat untuk mem ... hm, sebentar.
Untuk apa gue menjelaskan apa yang ingin nyokap cari di pasar ya?

Okeh, lanjut.

Jadi dalam perjalanan, nyokap mengkritik hidup gue yang MINIM kisah asmara (dan dilanjutkan dengan monolog nyokap mengenai kejayaan masa mudanya yang penuh kisah asmara).
Dan gue tidak terima!
Akhirnya setelah perdebatan sengit tidak sengaja gue nyeletuk,
"Liat aja, nanti awal semester lima minimal selama seminggu gue akan menjadi wanita feminim lemah lembut dan pendiam!"
Setelah suasana hening sejenak, nyokap mengeluarkan tawa piciknya (seperti yang biasa gue lakukan saat punya pikiran jahat atau ingin menipu orang lain).
"Ok, kalau begitu mulai tahun ajaran baru kamu harus berubah."

Second.

Kesalahan berikutnya gue lakukan dengan mengatakan,
"Iya."
Meskipun muka gue tidak sepakat dengan kata-kata gue.
Kenapa gue harus dilahirkan dengan ego cukup besar dan jiwa penjudi sih?!

Sekarang gue hanya bisa berharap Tuhan sudah mau memaafkan gue sehingga doa gue dikabulkan, yaitu 'semoga nyokap sudah terlalu pikun untuk mengingat percakapan yang berlangsung sore hari ini'

Monday, July 20, 2009

Ironic

Salah seorang teman mengatakan dalam blog-nya, "we don't need another bomb."

Why?

Karena hal tersebut membuat rencana makan-makan bersama beberapa anak komunikasi di Hotel Nikko gagal.
Memang ini bukan salah pelaku peledakan, tapi lebih akibat orang-orang yang panik menelepon meminta kami menghentikan rencana pasrahkan-nasib-pada-Tuhan tersebut.
Jadi secara tidak langsung teroris tersebut yang telah menggagalkan rencana makan-makan tersebut ... meskipun pada dasarnya hidup adalah pilihan (dan ironisnya pilihan tersebut menyempit menjadi 'gagalkan rencana makan di Hotel Nikko dan pindah ke lokasi lain yang tidak ada bule' atau 'diteror lewat telepon seharian').

Selain itu gue mendengar cerita dari sepupu gue yang bekerja di daerah Bintaro.
Dia bilang waktu mendengar berita tersebut, semua rekan sekantornya hanya berkata, "Oh."
Dan tidak lama kemudian seseorang berkata, "Berarti MU ga jadi datang, dong?"
Barulah satu kantor menjadi panik dan kisruh.

Sungguh ironis memang.

Sunday, July 12, 2009

Jane Doe

Pada hari pemilihan umum, pukul 11.00 wib, tanpa mandi tanpa cuci muka tanpa ganti kaos gue segera menuju TPS di seberang rumah bersama kakak cowok gue.
Dan hal yang paling gue takutkan terjadi.
Yaitu bertemu dengan tetangga.

Semua tetangga gue menyapa kakak gue.
Berhubung gue mengikuti dia, otomatis gue ikut bersalaman dengan tetangga yang tidak gue kenal.
Mereka semua mengira gue adalah kakak gue yang cewek yang saat ini kuliah di Surabaya.
Maka kakak gue yang cowok menjelaskan,

"Bukan. Ini Dhea, adik saya yang paling kecil."

Ya benar.
Sepertinya tetangga gue tidak menyadari kakak cowok gue punya dua adik.
Mereka mengira keluarga gue hanya terdiri dari 4 orang.
Mungkin selama ini mereka mengira gue adalah pembantu di rumah.

Berikutnya pada hari sabtu disebuah acara resepsi pernikahan sepupu jauh gue, dimana keluarga besar gue berkumpul.
Gue terpisah dari bokap, nyokap, dan kakak gue.
Jadi gue terpaksa berkeliling menyapa tetua-tetua keluarga hanya bersama pakde, bude, dan sepupu cowok gue (yang akan segera menikah).
Dan semua yang bersalaman dengan gue mengira bahwa gue adalah calon istri sepupu gue tersebut.

Sinting.
Mereka lupa bahwa gue bagian dari keluarga mereka juga.

Am I that easy to forget?