Hello Awesome Person!

You'll not find anything useful here. Consider this a fair warning.

Monday, May 10, 2010

Under The Blue Sky

Ayo bermain!
Tarik nafas dalam-dalam dan mulai baca tulisan berikut ini.

Coba bayangkan langit biru yang cerah, tanpa awan.
Waktu membayangkannya rasanya jadi sedikit lebih bersemangat.
Sekarang coba alihkan pandangan ke pemandangan dibawah langit itu.
Pemandangan mana yang anda lihat yang paling menenangkan?

A. Dataran bersalju putih
B. Lautan biru
C. Pegunungan hijau
D. Padang yang dipenuhi bunga kuning

Katanya, warna biru memiliki kekuatan buat menenangkan jiwa.
Dan waktu anda membayangkan warna lain yang berlawanan dengan langit biru yang cerah, tanpa sadar anda menunjukkan bakat tersembunyi yang berada di alam bawah sadar.
Jadi, apa bakat yang disembunyikan pikiran anda?

A. Dataran bersalju putih
Katanya, kalau anda memilih ini, artinya anda diberkati dengan sensitivitas tinggi.
Jadi dengan intuisi anda bisa memahami situasi dan menguraikan masalah tanpa perlu bukti atau penjelasan.
Makanya anda sebenarnya berbakat untuk menjadi seorang visioner karena mampu menjadi pembuat keputusan.
Percayailah intuisi anda karena itu akan menuntun anda dengan baik.

B. Lautan biru
Kalau yang ini artinya anda punya bakat alami dalam hubungan antarpribadi.
Orang lain menghormati kemampuan anda dalam berkomunikasi serta mampu bekerja dalam tim.
Kehadiran anda membantu orang lain bekerja lebih lancar dan efisien.
Kata-kata anda menjadi berharga bagi orang lain karena mereka tau anda mengatakan yang sebenarnya.

C. Pegunungan hijau
Bakat anda adalah berkomunikasi dengan ekspresif.
Dengan mudah anda menemukan kata-kata untuk mengekspresikan apa yang anda rasakan.
Akibatnya, orang lain juga dapat merasakan apa yang anda utarakan, termasuk kebahagiaan dan duka anda.
Anda tampaknya mampu menunjukkan apa itu komunikasi yang sebenarnya.

D. Padang yang dipenuhi bunga kuning
Bagi yang menjawab ini, anda adalah sumber pengetahuan dan kreativitas.
Gagasan dan potensi anda hampir tidak terbatas.
Namun, anda tetap harus menyesuaikan diri dengan perasaan orang lain dan tetap terus bermimpi.
Karena tidak ada yang tidak dapat anda capai.


Bagaimana hasilnya saudara-saudara?
Kalau salah jangan complaint karena bukan gue yang mengarang permainan ini.
Salahin aja orang-orang yang namanya gue sebut di bagian bawah postingan ini itupun kalo berani.



Sumber : Kokology, Tadahiko Nagao dan Isamu Saito.

Saturday, May 08, 2010

Optimism and Pessimism

Ada hal yang membuat gue bingung.
Menurut pengetahuan gue, menuruti kritikan orang-orang yang bilang kalau gue suka men-generalisasi-kan sesuatu seenaknya, pikiran itu punya kekuatan.
Jadi kalau dalam pikiran gue ada 1% aja ketidakpercayaan akan sesuatu, berarti sesuatu itu tidak akan terjadi.
Misalnya dalam pikiran gue, gue yakin jaket gue yang hilang entah dimana tidak akan pernah ketemu, maka gue akan bener-bener ga nemuin jaket itu.

Masalahnya, gue juga suka melihat sisi negatif dari setiap hal.
Dan termasuk impulsive waktu berbicara, alias kalau ngomong 'ga pake dipikir'.
Akibatnya gue sering 'dimarahin' sama orang sekitar.

"Hahaha, ntar kita tiba-tiba ketabrak bajaj lagi."

Gue cuma bicara 'fakta' kalau hal diatas bisa saja terjadi.
Dan orang itu langsung kesal karena gue dengan 'seenaknya' ngomong, jadi dia takut kata-kata itu jadi kenyataan.
Katanya kata-kata gue negatif.
Padahal dalam pikiran gue, gue tetap 100% optimis kita ga bakal ketabrak apapun.

"Tumben ga macet pagi gini."

Itu juga 'fakta' karena pagi itu waktu naik mobil jalanan padat lancar bukannya padat terhambat kaya orang ga bisa B.A.B. berhari-hari.
Orang yang nyetir mobil itu langsung marahin gue supaya jangan 'seenaknya' ngomong.
Katanya kalau gue ngomong gitu ntar bisa terjadi kebalikannya karena gue berkata negatif.
Takutnya tiba-tiba jalanan jadi super macet.
Padahal lagi-lagi pikiran gue 100% tetap optimis jalanan memang tidak macet.

Jadi sebenarnya yang pikirannya negatif itu siapa?

Kalau gitu artinya yang pikirannya negatif atau pesimis kan orang lain itu.
Bukan gue yang pesimis.
Dalam pikiran gue aja tidak terlintas pikiran hal negatif akan terjadi.
Orang yang mengingatkan gue akan 'pikiran' gue yang 'negatif' itu yang justru sebenarnya dalam pikirannya ada pesimisme 1%.

Jadi kenapa masih gue yang 'dituduh' pesimis dan 'suka' berkata-kata jahat?