Hello Awesome Person!

You'll not find anything useful here. Consider this a fair warning.

Thursday, July 22, 2010

INTRAPSYCHOSYSTEM LANGUAGE

Tick tick tock.

Tick tick tock.

Stop.

Must stop this Obsessive Compulsive mind.

Angry.

Depressed.

No, I'm fine.

Happy?

Not really.

Laugh.

You're damn funny!

Ah, whichever psycho test, the result is the same,an unmeasurable bipolar syndrome. Nah!

Look!

You hear that?!

Huh? Schizophrenic?

"Really, I think you have to stop from running away from your life...?"

And I finally able to get away from ADHD.

"What?"
"And please take a rest. Sleep. You definitely need that. How long have you been not sleep? 2 days? 3 days?"
"Just 2."
"What did I said before? You are in first degree of insomniac. Do you want to 'officially' insomniac?"

Uncontrollable laugh.

I think I want to make you to feel ... hurt.

INCEPTION

Lagi-lagi gue berbohong.
Kali ini gue bohong dengan judul postingan ini.
Soalnya yang mau gue bahas itu film yang cuma tayang di Blitz tapi sepertinya tidak ada yang tau...

EVANGELION: 2.0 YOU CAN (NOT) ADVANCE.

Pertama gue liat film ini ada di jadwal Blitz, gue nyiapin budget nonton meski harusnya gue sadar diri dengan kondisi keuangan yang makin terancam.
Tapi otak gue langsung berpikir, "Ah, salah satu momen kebebasan finansial gue akan segera berlangsung tidak lama lagi, jadi ga masalah sesekali membahagiakan diri!"
Ada yang tau momen apakah itu?

Momen kebebasan finansial gue hanya terjadi dua kali dalam satu tahun, Lebaran dan hari ulang tahun.
Tapi menjelang tahun-tahun akhir ini, momen yang disebut kedua menunjukkan tanda-tanda signifikan untuk gugur menjalankan tugasnya.
Haduh, haduh.

Oke, balik lagi ke topik utama yaitu film-film un-heard of...

Tiba-tiba salah seorang teman sms nanya apa gue mau nonton bareng Evangelion?
Haha, ternyata dia juga heboh mau nonton.
Berhubung dia sibuk akhirnya jadwal muncur 3 hari sejak Evangelion tayang di Blitz.
Tadinya sih gue cemas ga dapet tiket lagi, mirip beberapa tahun lalu waktu mau nonton EVANGELION: 1.0 YOU ARE (NOT) ALONE pas festival film di Blitz juga.
Dan kita nyaris terlambat (efek macet di tempat tidur a.k.a. bangun kesorean), buru-buru masuk, ternyata yang nonton cuma kami berdua.
Sayang temen gue bukan pacar, kalau orang pacaran di gedung bioskop gelap-gelap satu studio cuma berdua pula entah apa yang akan terjadi.
Fu fu fu

Jujur aja gue shock dengan respon anak muda Indonesia.

Film yang sejujurnya busuk dan tidak bermutu ditonton rame-rame.
Film yang beneran bagus dan berkualitas rame juga, tapi rame sama orang mengeluh ngantuk, bosan, atau marah-marah karena pada berisik di dalam studio bioskop (yang ini biasanya pengamat film).
Film yang un-heard of cuma jadi pajangan, tayang sebentar, waktu ga laku langsung dicabut ganti film lain.

Buktinya adalah film India, 3 Idiots, yang awal tayang ga laku terus dicabut.
Setelah jadi 'tren' baru pada nyariin film ini dan muji-muji film ini.
Bioskop juga langsung memperpanjang masa tayang film-film ini.
Well, gue sih masih belum minat nonton film India jadi belum nonton dan belum berhak berpandangan subjektif terhadap film ini.

Dulu rasanya Blitz masih rajin menayangkan film-film festival, film-film yang bukan 'box office' tapi umumnya lebih berkualitas.
Tapi sekarang?
Ada sih beberapa, tapi ya gitu.
Yang festival berkualitas jarang-jarang.
Rata-rata malah sebentar masa tayangnya.
Hey, dikira orang setiap hari bisa langsung datang ke bioskop beli tiket mahal?

Gue benar-benar berharap orang-orang yang suka menghabiskan uang ke bioskop untuk nonton film-film un-heard of ini.
Kan kalau responnya positif siapa tau bioskop Soe-Dwi-Mono mau muter yang festival-festival juga jadi gue bisa nonton dengan harga lebih murah dan bahagia.
Ingat, membahagiakan orang itu mendapat pahala lho?!

Salah satu buktinya ya film Hurt Locker.
Film yang DVD bajakannya sudah kualitas ori (tingkatan paling tinggi) sama sekali tidak diputar di sini.
Setelah masuk nominasi Oscar dan dapat penghargaan baru diputer di bioskop.
Mental komersial.

I know, I know, I should not stressing myself over nontrivial things like this.
But it irks me!

Apalagi kalau tentang hal-hal yang gue sukai.

Evangelion itu gabungan dari beberapa hal yang sangat gue sukai.
Film (Anime berkualitas), mecha (terutama tipe Eva 01), dan musik (lagu ending-nya salah satu lagu yang gue suka dari Utada Hikaru).
Tuh kan, hit-hit combo jadinya.

Monday, July 12, 2010

I Know You Better Than You Know Yourself

Judulnya tidak ada hubungannya sama isi tulisan ini kok.
Memang gue yang suka semena-mena aja.

Berhubung yang sebelumnya lupa mau ngetik apa, gue lanjut dengan tulisan yang lain dulu!

Tadi setelah membuka blog milik anak-gila-dan-suka-cengengesan-sendiri-plus-OCD-pula, gue teringat salah satu hal yang gue baca dari buku.
Lupa tulisan tepatnya gimana, yang jelas dibilang,

"Kebahagiaan itu menular. Saat anda berada bersama dengan orang-orang yang bahagia, anda akan turut merasakan kebahagiaan. Itulah sebabnya anda akan terkadang akan lebih senang saat bersama dengan orang yang tidak anda kenal. Karena orang itu menularkan kebahagiaannya pada anda."

Panjang juga ternyata.

Hebat juga gue masih setengah ingat sama tulisan itu.
Haha, minta ditampar.

Mungkin ada benarnya tulisan di buku itu.

Gue selalu heran setelah pergi ke stasiun tebet dimana ada petugas super aneh yang suka merasa gue itu temen dia.
Dasar orang gila.
Tau nama gue juga tidak.
Dan dia tidak berniat nge-lawak, apalagi gangguin gue.
Tapi gue selalu ketawa kalau ingat dengan keanehan orang ini.

Atau waktu itu pernah gue keluar dari sebuah parkiran gedung.
Waktu bayar parkir, petugasnya bilang, "Tagihannya 4 juta!"
Jelas-jelas tagihannya 4 ribu.
Akhirnya bayarnya dengan uang 10 ribu.
Terus dia bilang lagi, "Oke, uangnya 10 juta. Ini kembaliannya 6 juta."
Dan dia dari awal ngomong dengan muka datar bukan muka mau nge-lawak, ketawa pun tidak.
Padahal gue dari awal udah ketawa.

Mungkin benar, kebahagiaan itu menular sehingga kita terkadang merasa tidak masalah waktu terjebak dalam lingkungan yang tidak kita kenal.

Tapi gue juga menghasilkan hipotesis baru setelah membaca buku itu.

"Ketidakbahagiaan juga menular. Saat bahagia, kita akan menjauhi orang-orang yang tidak bahagia. Karena kita tidak mau kebahagiaan kita diserap oleh orang itu sehingga berkurang kebahagiaannya."

Menjauh, menjauh, awas dia lagi bad mood.
Nanti bisa-bisa ikut bad mood karena 'terpaksa' mendengar cerita dia.

Berarti lebih baik tidak punya teman?

Soalnya kalau punya teman pasti akan ada saat dimana dia terkena bad mood sehingga gue ikut terkena bad mood?
Padahal, katanya, kalau tidak berbagi duka, berarti bukan teman yang baik.
Hm... tapi gue selalu menghindar dari orang-orang yang mau 'berbagi' duka.

Haha, ternyata gue memang tidak pernah menjadi teman yang baik.

An Answer

Daftar pertanyaan-pertanyaan yang selalu saya ajukan tapi tidak pernah saya cari jawabannya hingga akhirnya orang lain yang memberikan jawabannya bagi saya:

1. Kenapa anak kecil bisa lucu, padahal gue merasa anak kecil itu mirip sama orang tuanya dan bagi gue (dalam standar-absolut menurut gue) orang tuanya ga ada lucu-lucunya sama sekali (jelek -red)?

Jawabannya:

"Karena anak kecil-nya masih belom ada dosa jadi dia lucu. Coba kalo orang tuanya, pasti ada dosa lah," diucapkan oleh seorang teman dalam perjalanan kereta beberapa bulan yang lalu.

Komentar gue:

Wow, pertama kalinya gue setuju dengan jawaban atas pertanyaan gue ini!
Biasanya orang-orang cuma bales pertanyaan gue dengan jawaban, "Eh, lo bisa suka sama anak kecil juga ya?"
Salut untuk teman gue yang menjawab dengan 'normal' itu.

2. ...



Gue udah lupa mau ngetik apa.

Maklum, ingatan gue lebih lemah dari anjing doberman (yang katanya anjing dengan daya ingat terlemah).