Hello Awesome Person!

You'll not find anything useful here. Consider this a fair warning.

Sunday, January 31, 2010

Criminal Minds

Sebelum memulai kembali aktivitas kuliah seperti biasa besok hari, gue mau puas-puasin diri ber-internet!
Minggu ini pun gue memilih untuk ditinggal sendirian di rumah daripada makan gratis di pesta undangan orang.
Selama libur pun hubungan sosial yang gue lakukan dengan orang-orang hanya untuk berbagi informasi-informasi (tidak) penting.
Misalnya, Gackt menyumbang suara buat Vocaloid, TOP Big Bang adalah orang bodoh (in good way), Arashi menguasai Jepang, dan sebagainya.

Memang hanya internet-lah yang mampu menyatukan para himono onna.

Berkat info tentang Gackt inilah gue jadi tau apa Vocaloid itu.
Dulu gue kira Vocaloid itu nama anime gara-gara gue sering lihat gambar Hatsune Miku (salah satu 'tokoh' Vocaloid) di situs-situs otaku.

Ternyata, man, Vocaloid itu nama program komputer!


source : wikipedia

Semakin ketahuan betapa bodohnya gue.


Jadi gue akhirnya tau, Vocaloid itu semacam program yang bisa membuat tiruan suara manusia.
Ada beberapa 'tokoh' yang masing-masing punya tipe suara dan rentang nada yang berbeda-beda.
Terus, katanya, tinggal nulis teks lagu plus milih nada, 'tokoh' ini bisa bernyanyi.
Bisa dibilang semacam penyanyi idola masa depan.
Beberapa lagu yang dinyanyikan oleh Vocaloid menurut gue seperti benar-benar dinyanyikan manusia.
Suara Kamui Gakupo, 'tokoh' yang suaranya diambil dari Gackt, lumayan mirip seperti aslinya.

Melihat perkembangan teknologi yang semakin menggila, yang gue pikirkan bukan manfaatnya bagi industri komersil misalnya Vocaloid untuk menggantikan penyanyi beneran waktu rekaman supaya bebas dari suara fals.
Yang pertama terpikir di otak gue adalah, jeng jeng jeng, bisa untuk tindak kejahatan nih!

Fu fu fu, dengan menirukan suara orang, gue bisa menjebak manusia-manusia lainnya misalnya dengan tuduhan konspirasi atau kriminalitas lainnya.
Terus suara rekaman hasil Vocaloid tadi buat barang buktinya.

Gue bisa menjebak Bill Gates buat mengakui bahwa gue adalah anak angkatnya.

Buat para fangirls juga bisa membuat rekaman palsu yang isinya suara artis idola masing-masing bilang, "xxx" dan "xxx"
(bayangkan sendiri apa kata-katanya)

Sekarang gue mengerti kenapa penyanyi-penyanyi yang dimintai developer Vocaloid sebagai pengisi suara 'tokoh' tidak mau sepenuhnya 'diambil' suaranya.

Wednesday, January 13, 2010

DAIKIRAI

Kalau ada yang bertanya, "Hal apa yang paling lo benci?"
Gue sekarang bisa menjawab dengan penuh semangat.

"GUE BENCI HARUS MENCARI ATAU MIKIR NGASI KADO APA KE ORANG LAIN!"

Hari ini gue diutus oleh bokap untuk nyari kado buat nyokap yang akan ultah besok.
Sendirian.
Tanpa bantuan ide harus beli apa.
Tanpa akomodasi buat kendaraan pula.

Bokap bilang beliin aja jeans atau kaos.
Padahal gue tau nyokap itu setengah-setengah mirip sama gue.
Cerewet masalah model, kenyamanan, bahan, dan tentunya harga.
Jadi jeans dan kaos otomatis dicoret dari daftar barang-yang-mungkin-bisa-dijadikan-kado.
Sepatu atau tas?
Ini juga harus dicoret dari daftar.
Menurut gue nyokap udah kebanyakan tas.
Sepatu juga nyokap cerewet.
Jadi gue memutuskan muter-muter di Centro Semanggi aja.

Setelah keliling-keliling satu jam sampai kaki rasanya udah lecet semua meski pakai sendal jepit,
gue masih belum nemu kado yang pas.
Ada baju yang bagus, tapi barangnya tinggal satu dan ukurannya kebesaran.

Akhirnya kegiatan gue di Centro itu dipenuhi dengan menguntit ibu-ibu lain.
Setiap dia megang barang, pasti gue ikutan liat barang itu.
Gue rasa lama-lama dia sadar gue ngikutin terus.
Jadi gue berganti menguntit ibu-ibu yang lain.
Kalau tidak jadi stalker, gue akan berdiri di deket tumpukan baju atau perhiasan atau apalah itu.
Anggap aja gue salah satu penjaga toko.

Di saat-saat seperti inilah gue merasa hidup gue menyedihkan.
Tidak punya teman yang bisa menjadi fashion guide.

Setelah usia gue bertambah sepuluh tahun lebih tua karena sibuk mikir,
gue memutuskan membelikan nyokap sepaket make-up karena gue inget nyokap pernah bilang pengen maskara yang seperti di iklan-iklan itu (kenapa tidak dari awal ingetnya?!)

Tapi sekarang setelah beli malah mikir, "Gimana kalau nyokap ga suka, ya?"
Atau, "Sepertinya kadonya ga spesial, ya?"

Dan begitu gue pulang, gue melihat di meja rias nyokap ternyata sudah ada maskara yang tadi gue belikan sebagai kado...

Hontou ni hontou, DAIKIRAI!

Friday, January 01, 2010

Hn?

Dari buku yang pernah gue baca, plus kata beberapa teman, katanya waktu manusia menaruh perhatian terhadap sesuatu, setiap hal yang ada hubungannya dengan sesuatu itu akan jadi lebih... apa ya kata yang tepat? ...menonjol?

Intinya jadi lebih aware aja terhadap hal-hal yang sebelumnya tidak gue perhatikan.

Sekarang gue mengerti kenapa gue merasa tiba-tiba pemakaian hiasan rambut jadi lebih tren.
Mungkin sebenarnya bukan tren, cuma gara-gara Shiina Ringo satu-satunya penyanyi yang karyanya gue suka dari awal debut sampai sekarang sering pakai hiasan rambut, gue jadi lebih aware kalau ada orang lain yang memakai hiasan rambut yang heboh.


































Shiina Ringo Last.fm

Selain itu, gue juga mulai sadar kalau daerah Jakarta Selatan semakin dipenuhi tempat-tempat menggunakan tulisan Jepang dan Korea.
Padahal dulu gue tidak pernah memperhatikan hal 'kecil' seperti ini.
Tapi untuk hal ini gue agak heran, katanya kita harus menyesuaikan diri dengan budaya setempat, tapi kenapa Indonesia penuh dengan merek asing?
Bukannya kenapa-kenapa kok, cuma heran aja.