Hello Awesome Person!

You'll not find anything useful here. Consider this a fair warning.

Thursday, February 11, 2010

TERJEBAK

Gue suka iri dengan orang yang bisa tiba-tiba kenalan dan berbincang dengan random stranger.
Pertanyaan gue sederhana, "Kok bisa ya mereka ngobrol kayak udah temenan lama padahal ketemu aja belum pernah?"

Setelah mempertanyakan ini, tiba-tiba dalam tiga hari ini gue terjebak dalam situasi semacam itu.

Pertama terjadi di stasiun kereta waktu menuju Jakarta.
Karena kereta busuk itu tidak muncul-muncul, ibu-ibu muda yang duduk disebelah gue tiba-tiba bilang, "Lama ya keretanya."
Berhubung shock ada yang ngajak bicara, gue cuma angguk-angguk.
Terus ibu ini cerita karena kelamaan nunggu dia sampai bisa ibadah dulu.
Gue menanggapi dia dengan normal, tanpa semangat, sambil sms-an pula.
Tapi ibu ini tetap semangat ngajak ngobrol.
Terus gue lebih shock lagi waktu dia ikut ngajak ngobrol bapak-bapak disebelahnya supaya 'bergabung' dengan 'kami'.
Mana harus terjebak dalam kereta yang sama.
Haduh.
Akhirnya gue pura-pura bodoh waktu masuk ke gerbong kereta, kedorong-dorong kepisah dengan ibu ini.
Padahal gue memang sengaja memisahkan diri.

Kedua kalinya, tepat besok harinya, di peron kereta yang sama, bapak-bapak ngajak gue ngobrol.
Man, gue ga ngerti lagi apa yang salah dengan hidup gue.
Ini bapak tiba-tiba nanya, "Mau turun dimana, dek?"
Dan berlanjutlah dengan dia cerita tentang keheranannya dengan anak muda jaman sekarang yang suka merokok dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tapi tetep, yang paling bikin gue ketakutan adalah pertanyaan semacam, "Tinggal daerah mana?"
Waktu gue bohong dengan bilang di suatu daerah (yang sebenernya rumah temen gue) ternyata dia punya teman yang tinggal daerah situ.
Dia pun menyebut nama temennya itu yang adalah pejabat dengan rumah yang mencolok di daerah itu.
Jadi seharusnya gue tau siapa pemilik rumah mencolok itu.
Karena muka gue bodoh dan menunjukkan wajah tidak tahu, gue rasa dia sadar gue berbohong.
Kenapa sih hidup gue selalu berakhir dengan masalah?

Ketiga adalah hari ini waktu gue naik busway.
Berhubung sebentar lagi mau turun, gue berdiri dekat pintu.
Ini petugas tiba-tiba nanya, "Kuliah dimana?"
Gue menjawab dengan jujur.
Dia nanya, "Baru pulang kuliah? Rumah daerah mana emangnya?"
Mulai ketakutan.
Terus dia nanya lagi, "Berarti kedokteran, ya?"
Mulai setengah jujur, ngangguk-ngangguk ga jelas.
Si petugas mulai bercerita masalah hidup dia dan keamanan perangkotan jakarta.
Gue mulai merasa terjebak lagi untuk kesekian kalinya.

Sekarang gue berjanji tidak akan iri untuk hal-hal yang tidak penting yang justru berpotensi membahayakan kesehatan mental gue.