Hello Awesome Person!

You'll not find anything useful here. Consider this a fair warning.

Tuesday, May 05, 2009

Interview

Indonesia lagi heboh dengan sebuah kasus pembunuhan.
Semua tv, koran, majalah, bahkan mungkin gosip infotainment ikut membicarakannya.
Akibatnya mau tidak mau gue ikut mendengar salah satu berita mengenai kasus tersebut di tv.

Tapi yang mau gue komentarin itu bukan kasusnya, atau tersangkanya.
Melainkan keluarga dan/atau orang yang (sok) dekat dengan tersangka.

Keluarga dari salah seorang tersangka mengatakan, "Kami tidak percaya tersangka melakukan pembunuhan tersebut."

Dan gue berpikir.
Mana mungkin juga gitu keluarganya bilang, "Iya tu tersangka mungkin saja benar-benar pelaku pembunuhan. Habis dia suka berlaku aneh. Misalnya blah-blah-blah and blah-blah-blah."

Tidak mungkin bukan?

Terus keluarganya juga bilang, "Gaya sms yang panjang-panjang seperti ini bukan gaya sms-nya tersangka."

Dan gue kembali berpikir.
Keluarganya tersangka ternyata sok akrab.
Maksud gue, meski terikat hubungan darah kan bukan berarti mereka akrab sekali sampai-sampai kenal baik luar dalam si tersangka.
Gue aja tidak pernah (dan tidak pernah berusaha) mengerti keluarga gue.
Kadang-kadang yang tidak berhubungan darah justru lebih 'keluarga' dibandingkan dengan yang berhubungan darah.

Itu sebabnya kadang gue tidak suka reporter mewawancarainya keluarga atau orang yang (kadang sok) dekat dengan tersangka.
Opini mereka terlalu ... apa ya kalimat yang tepat?

Oh, ya!

Opini mereka terlalu obvious.

Tapi gue juga jadi kembali berpikir ... tumben gue bisa mikir.
Biasanya juga gue bengong-bengong dengan muka bodoh.

No comments:

Post a Comment