Hello Awesome Person!

You'll not find anything useful here. Consider this a fair warning.

Monday, March 29, 2010

Are You Talking To Me?

Kata-kata pertama kakak cewek gue yang sudah setengah tahun ada di kota lain dan kemarin berkunjung ke Jakarta ketika melihat kamar gue adalah :

"...makin lama kamu kayak otaku aja."

Kondisi kamar gue saat itu adalah (1) gue duduk di depan komputer dengan sarung untuk menghadang masuk angin, (2) dinding kamar perlahan tapi pasti dipenuhi poster film dan anime, (3) kertas, buku, dan baju entah bersih atau kotor berserakan di lantai, (4) tiga chibi gundam favorit terpajang rapi dalam kamar, (5) ada keyboard dan gitar di kamar.

Karada

People said that music is a mirror of human's heart.

If you angry, you'll hear loud music,
and if you happy, you'll hear upbeat music.

So tell me, why am I in the mood for this kind of songs?



Lie To Me

I always thought knowing someone else's behavior is not hard.
Reasoning other's action somehow become easy for me.
I know why he did that.
I know what she's going to do.

Yet understanding that is hard.

No matter how right I am about the reason behind people's action, I just can't seem to understand it.

Why did they do that?

Why?

I don't know.

I can't know.

And maybe I don't need to know.

Because, behind every betrayal that happens to me, there's the truth.
The truth is never echoes in the same length as happiness.
That's why sometimes things are better leave behind.

I'm happy to not know the truth.

Monday, March 08, 2010

Dilemma

Jadi, seorang teman bertanya pada gue, "Gue ingin meneliti apakah orang-orang yang suka je-Jepang-an karakteristiknya sama kaya lo..."

Note : je-Jepang-an ini berbeda dengan orang yang suka dorama, reality show, boyband, tapi ga suka anime, j-rock atau j-pop, mecha, dan tokusatsu.


Menurut temen gue yang ko-Korea-an a.k.a. pecinta T.O.P. Big Bang, orang semacam gue yang suka sama anime itu karakternya sama semua, termasuk dengan adek-nya.

Sama absurd-nya.

Meski gue selalu merasa gue masih tergolong dalam kalangan 'normal', gue juga jadi ikutan penasaran sama 'teori' yang diciptakan temen gue ini (kalau dia masih anggap gue teman, fu fu fu).
Padahal gue merasa menemukan sesama penyuka anime, tokusatsu, gundam, eh, mecha maksudnya, itu agak susah.
Semuanya dibutakan oleh pria-pria yang menari (no offense girls, lol) dan kisah percintaan di drama negara tetangga Jepang.

Yes, Korean wave.

Tiba-tiba semua orang di sekitar gue suka sama ko-Korea-an, padahal sebelumnya ga mempan waktu mau dipengaruhi je-Jepang-an.

Berdasar teori temen SMA gue, ko-Korea-an lebih gampang diterima anak muda Indonesia karena mereka cerita dramanya lebih romantis.
Selain itu, secara fisik dianggap lebih oke, lebih tinggi, lebih... yah begitulah.
Bagi para himono onna yang masih dalam tahap labil tentu ini hal yang tidak dapat ditolak begitu saja.
Bukannya gue ga suka sama ko-Korea-an, cuma belum menemukan sumber obsesi di ko-Korea-an aja.
Begitu ketemu pasti gue langsung total ikutan ko-Korea-an kok (curiosity kills the cat).

Dan gue kalau mau ngobrol tentang anime jadinya cuma bisa sama kakak cewek gue (yang lebih sering gue siksa daripada ngobrol) atau orang di forum internasional.
Kalau musisi yang gue suka... itu sih jadinya bukan ngobrol, tapi sekedar one side communication.














Source : http://www.yaso_sama.deviantart.com


Mecha atau robot?

Gue ngobrol sama robot Gundam yang gue pajang di kamar.

Tokusatsu a.k.a. Kamen Rider?
Ini ujung-ujungnya ngobrol sama anak cowok.

Lho, kok gue malah jadi cerita ga jelas gini?
Gue jadi lupa tadinya mau cerita apa.
Yah, sudahlah, namanya juga sudah tua.
Harap maklum kalau suka lupa dan ga jelas.

Matta ne!