Jadi, seorang teman bertanya pada gue, "Gue ingin meneliti apakah orang-orang yang suka je-Jepang-an karakteristiknya sama kaya lo..."
Note : je-Jepang-an ini berbeda dengan orang yang suka dorama, reality show, boyband, tapi ga suka anime, j-rock atau j-pop, mecha, dan tokusatsu.
Menurut temen gue yang ko-Korea-an a.k.a.
pecinta T.O.P. Big Bang, orang semacam gue yang suka sama
anime itu karakternya sama semua, termasuk dengan adek-nya.
Sama
absurd-nya.
Meski gue selalu merasa gue masih tergolong dalam kalangan 'normal', gue juga jadi ikutan penasaran sama 'teori' yang diciptakan temen gue ini (kalau dia masih anggap gue teman, fu fu fu).
Padahal gue merasa menemukan sesama penyuka
anime,
tokusatsu,
gundam, eh,
mecha maksudnya, itu agak susah.
Semuanya dibutakan oleh pria-pria yang menari (
no offense girls, lol) dan kisah percintaan di drama negara tetangga Jepang.
Yes, Korean wave.
Tiba-tiba semua orang di sekitar gue suka sama ko-Korea-an, padahal sebelumnya ga mempan waktu mau dipengaruhi je-Jepang-an.
Berdasar teori temen SMA gue, ko-Korea-an lebih gampang diterima anak muda Indonesia karena mereka cerita dramanya lebih romantis.
Selain itu, secara fisik dianggap lebih oke, lebih tinggi, lebih... yah begitulah.
Bagi para
himono onna yang masih dalam tahap labil tentu ini hal yang tidak dapat ditolak begitu saja.
Bukannya gue ga suka sama ko-Korea-an, cuma belum menemukan sumber obsesi di ko-Korea-an aja.
Begitu ketemu pasti gue langsung total ikutan ko-Korea-an kok (
curiosity kills the cat).
Dan gue kalau mau ngobrol tentang
anime jadinya cuma bisa sama kakak cewek gue (yang lebih sering gue siksa daripada ngobrol) atau orang di forum internasional.
Kalau musisi yang gue suka... itu sih jadinya bukan ngobrol, tapi sekedar
one side communication.
Source : http://www.yaso_sama.deviantart.com
Mecha atau robot?
Gue ngobrol sama robot
Gundam yang gue pajang di kamar.
Tokusatsu a.k.a.
Kamen Rider?
Ini ujung-ujungnya ngobrol sama anak cowok.
Lho, kok gue malah jadi cerita ga jelas gini?
Gue jadi lupa tadinya mau cerita apa.
Yah, sudahlah, namanya juga sudah tua.
Harap maklum kalau suka lupa dan ga jelas.
Matta ne!