Hello Awesome Person!

You'll not find anything useful here. Consider this a fair warning.

Saturday, May 08, 2010

Optimism and Pessimism

Ada hal yang membuat gue bingung.
Menurut pengetahuan gue, menuruti kritikan orang-orang yang bilang kalau gue suka men-generalisasi-kan sesuatu seenaknya, pikiran itu punya kekuatan.
Jadi kalau dalam pikiran gue ada 1% aja ketidakpercayaan akan sesuatu, berarti sesuatu itu tidak akan terjadi.
Misalnya dalam pikiran gue, gue yakin jaket gue yang hilang entah dimana tidak akan pernah ketemu, maka gue akan bener-bener ga nemuin jaket itu.

Masalahnya, gue juga suka melihat sisi negatif dari setiap hal.
Dan termasuk impulsive waktu berbicara, alias kalau ngomong 'ga pake dipikir'.
Akibatnya gue sering 'dimarahin' sama orang sekitar.

"Hahaha, ntar kita tiba-tiba ketabrak bajaj lagi."

Gue cuma bicara 'fakta' kalau hal diatas bisa saja terjadi.
Dan orang itu langsung kesal karena gue dengan 'seenaknya' ngomong, jadi dia takut kata-kata itu jadi kenyataan.
Katanya kata-kata gue negatif.
Padahal dalam pikiran gue, gue tetap 100% optimis kita ga bakal ketabrak apapun.

"Tumben ga macet pagi gini."

Itu juga 'fakta' karena pagi itu waktu naik mobil jalanan padat lancar bukannya padat terhambat kaya orang ga bisa B.A.B. berhari-hari.
Orang yang nyetir mobil itu langsung marahin gue supaya jangan 'seenaknya' ngomong.
Katanya kalau gue ngomong gitu ntar bisa terjadi kebalikannya karena gue berkata negatif.
Takutnya tiba-tiba jalanan jadi super macet.
Padahal lagi-lagi pikiran gue 100% tetap optimis jalanan memang tidak macet.

Jadi sebenarnya yang pikirannya negatif itu siapa?

Kalau gitu artinya yang pikirannya negatif atau pesimis kan orang lain itu.
Bukan gue yang pesimis.
Dalam pikiran gue aja tidak terlintas pikiran hal negatif akan terjadi.
Orang yang mengingatkan gue akan 'pikiran' gue yang 'negatif' itu yang justru sebenarnya dalam pikirannya ada pesimisme 1%.

Jadi kenapa masih gue yang 'dituduh' pesimis dan 'suka' berkata-kata jahat?

6 comments:

  1. buset deh efek suka baca buku filsafat yang aneh

    ReplyDelete
  2. coba klo org nya bisa baca pikiran. pasti lo ngga bakal 'dituduh' hahaha!

    ReplyDelete
  3. @nien
    waduh, sejak kpn gue sk bc buku filsafat aneh?hahah

    @delcong
    kl bs bc pikiran malah lebih bahaya, soalnya kan otak gue suka mikir jahat. ntar ketauan lagi kl gue berpikir buat ngebully org2 itu XP

    ReplyDelete
  4. wow gw juga suka mikir kayak lo. gara2 orang2 semacam yang lo ceritain itu, gw jadi bingung apakah realitas dan pesimistis itu batasnya tipis, tergantung dari cara liat orang itu sendiri. gw juga sering berkata negatif terus nanti orang lain bilang "eh jangan gitu, kan kata the secret kalo negatif ntar jadi kenyataan.". padahal yang gw lagi omongin ya kenyataan itu, kan gw bukan lagi berdoa (meminta sesuatu terjadi). hahahaha...

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  6. hahah dan sekarang gue mau (as usual) men-generalisasikan anak2 iklan.

    -ngawur
    -ga peduli kl org lain berbuat 'aneh' selama ga ganggu diri kita aja (kl ganggu kita pasti jatohnya dikata2in akhirnya)
    -berkarma cepat (meminjam istilah delcong)
    -sk disalah pahami (realistis/pesimistis)
    -dan yg plg penting...jeng, jeng, jeng, suka gosip.

    XD

    ReplyDelete