Hello Awesome Person!

You'll not find anything useful here. Consider this a fair warning.

Friday, June 11, 2021

Work from Home (a year after)

Sudah setahun lebih terjebak di rumah. WFH. Dan di kantor banyak pergantian karyawan. Dan meski tidak pernah ketemu langsung, dan bahkan beda team, nyatanya manusia tetap bisa kolaborasi bahkan bercanda akrab dengan para karyawan baru ini. Dan ini komunikasi hanya via Teams or Zoom or WhatsApp, dan semuanya tanpa video. We only see each other name and talk then laugh.

Aneh juga.

Saya ingat dahulu ada yang menyatakan bahwa komunikasi umumnya non verbal, alias melalui gesture. Then how the hell are we able to connect easily using only verbal communication? Are people getting so eloquent in communicating with each other? But bear in mind this is only possible for the gen-Zs and millennials, or the X'ers with open mind.

Semakin tinggi posisi yang biasa diduduki pejabat-pejabat usia lanjut, terutama Bapak-Bapak Lokal, duuuh parah. Jaman lockdown aja mereka bisa memaksa seluruh divisi under mereka untuk tetap tiap hari ke kantor. Katanya kalau tidak bisa diawasi langsung, ga keliatan kerja atau tidak. Selain itu, sulit koordinasi. Begitu alasannya.

Padahal bisnis tempat saya kerja sifatnya dinamis. Dan selama WFH setahun, performanya bagus, makin efisien pula (operational cost turun tapi kerjaan makin menggila sampai ga ada batas waktu buat berhenti kerja).

Berbeda dengan Bapak-Bapak Asing. Mereka justru ga mau ketemuan bahkan untuk hal-hal tertentu yang wajib tandatangan basah. Setelah vaksin baru mereka mulai pelan-pelan meet up, itu pun shifting terbatas dan hanya untuk para heads.

Jadi, perbedaan ini apakah lebih ke generation gap, cultural background or apa ya? 

No comments:

Post a Comment