Hello Awesome Person!

You'll not find anything useful here. Consider this a fair warning.

Wednesday, December 09, 2009

J'Adore

Sebentar lagi akhir tahun 2009, berarti sebentar lagi awal tahun 2010.
Katanya, setiap awal tahun semua orang (padahal tidak semua) membuat Resolusi Awal Tahun.
Ada sih yang berhasil memenuhi daftar resolusi itu, meski banyak juga yang gagal.

Gue termasuk yang berhasil.

Berhasil tidak pernah membuat daftar resolusi maksudnya.
Malas membuat sih...
Tapi sekarang gue ingin mencoba buat demi kehidupan masa depan yang lebih ceria (?)

Let's begin!

1. Saya berjanji, akan mengumpulkan uang demi jalan-jalan.
Harus hemat...Agh! Sial.

2. Saya berjanji, tidak akan pergi ke Glodok minimal hingga tengah tahun.
Yup, Glodok adalah salah satu penyebab utama uang di tabungan tidak berkembang biak dengan baik.

3. Saya berjanji, berusaha semaksimal mungkin tidak membeli barang-barang aneh.
Kenapa harus ada barang yang 'beda' sih?

Benar-benar, internet membuat gue miskin.
Memesan barang online...

Coba lihat sepatu Nat-2 di bawah ini :

































Dan sandal Vivienne Westwood + Melissa di bawah ini :












Apa ada yang berminat untuk membelikan?

Tuesday, December 01, 2009

Drama Tiga Babak

Di suatu hari.

Si bodoh 2 : [memukul lutut Si bodoh 1] "Pusing nggak?"
Si bodoh 1 : "Nggak lah?!"
Si bodoh 2 : [memukul kepala Si bodoh 1] "Kalau sekarang? Pusing nggak?"
Si bodoh 1 : "Nggak."
Si bodoh 2: "Wah, berarti kepala sama lututmu sama.

Keesokan harinya.

Si bodoh 3 : [memukul kepala Si bodoh 2] "Wah kosong, nggak ada isinya."
Si bodoh 2 : "Enak aja."
Si bodoh 3 : [menyebut nama Si bodoh 2 dengan efek gema, misal "Bunga...nga...nga...nga..."] "Kamu dengar suaraku bergema kan?!"
Si bodoh 2 : [memandang dengan skeptis tapi tetap mengangguk]
Si bodoh 3 : "Wah, berarti kepalamu kosong. Buktinya kamu dengar suaraku bergema."

Keesokan hari lagi.

Si bodoh 3 : [menonton film 2001 : A Space Odyssey]

Beberapa menit kemudian...

Si bodoh 3 : [mulai kesal dengan adegan film yang dari awal berisi monyet-monyet sepanjang 10 menit lebih, tapi tetap keukeh menonton]
Si bodoh 1 : "Kamu ngerti bahasa monyet-monyet ya? Dari tadi nonton film isinya monyet-monyet semua. Sebangsa sih!"
Si bodoh 3 : "SIALAN!" [menyerang Si bodoh 1 dengan barbar]

The End.


Starring :
Si bodoh 1 diperankan oleh kakak cowok.
Si bodoh 2 diperankan oleh kakak cewek.
Si bodoh 3 diperankan oleh gue sendiri.

Wednesday, November 04, 2009

Life is a Matter of Choice (?)

Kata orang-orang, hidup adalah pilihan.
Memang kita berhak memilih jalan kehidupan kita, tapi bukan berarti tanpa 'tekanan'.
Berikut kutipan percakapan yang berlangsung beberapa pekan sebelumnya.

A : Apa kabarnya si B ?
Gue : Gue jarang ketemu B akhir-akhir ini.
A : Dia jurusan apa sih ? Gue lupa.
Gue : Sastra.
A : Sastra ? Ngapain dia ngambil itu ? Kerja apaan dia entar ?

Oh, man.

Gue nggak ngerti lagi kenapa masih ada orang yang punya pemikiran macam ini.
Jangankan sastra, orang-orang yang mendengar program studi yang gue ambil pun turut bertanya,

"Ngapain ambil itu ? Program studi ga jelas gitu. Mau jadi apa ?"

Setau gue, semua pengetahuan itu bagus.
Bahkan hal remeh seperti siapa ketua rt rumah masing-masing adalah pengetahuan.
Jadi, apakah jurusan dan program studi tidak 'populer' berarti tidak penting?

Apa sebegitu pentingnya akan jadi apa kita di masa depan ?
Apa hanya orang yang kaya, terkenal, berkuasa, dihormati atau ditakuti yang termasuk orang-orang 'berhasil' dalam hidup ?
Apa kalau gue bermasa depan 'tidak jelas' dan melarat berarti gue termasuk orang-orang tidak 'berhasil' ?

Oke, gue tidak munafik dengan bilang gue tidak perlu kekayaan.
Mungkin secara tidak langsung memang perlu.
Maksudnya, yang gue ingin dalam hidup hanya bersenang-senang (atau lebih tepatnya bersantai-santai).
Dan untuk bersenang-senang (bersantai-santai a.k.a. tidur selama yang gue mau) perlu uang bukan ?

Tapi apa iya jika kita memilih 'jalan' yang tidak akan dipilih orang intelek artinya kita orang bodoh ?
Mungkin memang bodoh karena tidak memilih yang 'terbaik', tapi setidaknya kita memilih yang 'terpenting'.

Gue juga pernah mendengar sebuah cerita tentang cewek yang pintar, kaya, dan cantik, tapi dia memilih kawin lari dengan cowok tidak lulus sekolah, tidak punya pekerjaan tetap, dan tidak ganteng pula.
Pendapat sahabat-sahabat si cewek adalah,

"Kok dia mau sih sama si itu yang blah-blah-blah. Bego ya ?!"
Mereka komentar seperti ini tapi masih bisa menganggap diri sahabatnya si cewek ?

Mungkin dia 'bodoh', tapi dia paham apa yang 'penting' bagi dirinya, yaitu bahagia (meski, mungkin, semu).
Setiap orang memiliki pandangan berbeda akan apa yang dianggap 'penting' bagi dirinya, jadi kenapa manusia harus saling menghakimi ?

Dan gue juga tidak munafik dengan mengatakan gue tidak pernah menghakimi orang.
Setidaknya gue menghakimi orang dan gue simpan dalam diri.
Oke, pengakuan dosa, kadang (atau sering ?) gue memberi tau orang lain isi komentar gue.
Tapi gue sering (atau kadang ?) merasa bersalah kok setelah memberi tau komentar-komentar itu ke orang lain !

Hahahahahah.

Silly me.
Being all this and that but in the end it's another hypocritical state of me.
Don't worry though, I'll stop this annoying series of rhetorical question, now.

Tuesday, October 27, 2009

Vamp!


Pic dedicated to my friend, Maya


Setelah dengan cacat pergi nonton bioskop dan makan sendirian demi menghindari acara keluarga, gue memutuskan menghabiskan waktu di toko buku sampai jam tutup.

Di toko buku, gue menyadari banyaknya judul buku (baik impor, terjemahan, atau lokal) yang isinya tentang vampir.
Industri film sekarang juga lagi semakin banyak yang cerita tentang lintah berwujud manusia itu.
Ya ampun, demam vampir lagi heboh di dunia sepertinya, mengalahkan virus flu!

Gue juga suka kisah tentang vampir sebenernya (but f-no to the vamps from twilight saga because they're pixie, not vamps) tapi tidak sebegitunya juga sampai-sampai berminat membaca atau menonton semua kisah tentang vampir.

Dan sekarang gue benar-benar ingin tau apa yang membuat kisah vampir disukai banyak orang, termasuk gue.
Kenapa?

I really wonder why...

Thursday, October 08, 2009

Prakiraan Kiamat

Jadi teringat pembicaraan hari ini dengan beberapa teman yang heboh mengenai tahun 2012.
Gosip-gosipnya, tahun tersebut, lebih tepatnya di bulan Desember adalah tahun kiamat.
Jadi bagi yang merasa tidak berbuat kebajikan, misalnya gue, segeralah bertobat!

Masalahnya adalah, orang yang masih setengah baik pasti berkata akan segera meningkatkan aktivitas agama mereka ketika ditanya apa yang akan mereka lakukan menghadapi perkiraan kiamat tersebut.
Sedangkan orang-orang lain, seperti gue, justru berpikiran jangan cepat-cepat kiamat karena merasa masih muda, baru lulus kuliah, belum menikah (atau belum punya pacar?) pula!
Selain mengeluhkan hal-hal ini, gue juga malah jadi berpikir lebih baik menjadi orang yang benar-benar egois sebelum bulan Desember 2012.
Misalnya dengan menjual seluruh harta kekayaan supaya bisa berkeliling dunia (sebelum mati maksudnya).
Bisa juga dengan merampok bank kemudian membajak penerbangan komersil untuk pergi ke Jepang.
Sampai di Jepang bisa meneror musisi ganteng supaya mereka mau konser khusus buat gue (ternyata hanya serendah ini cita-cita kehidupan gue).















H Zett M, pianis Tokyo Jihen dan PE'Z





















Toshiya, Bassis Dir en Grey


Meskipun sebenarnya gue 90% yakin pada bulan Desember 2012 TIDAK akan kiamat, rasanya tetap menyenangkan sepertinya kalau bisa melakukan perampokan, pembajakan, dan peneroran tersebut!

Dan kenapa tiba-tiba sekarang gue teringat teori tentang pemakan babi ya?
Jadi, menurut salah satu agama, babi hukumnya haram untuk dimakan.
Dan katanya, apabila hukum tersebut dilanggar, ibadah orang tersebut tidak diterima selama 40 hari.
Kemudian, namanya juga pikiran iblis, langsung ingin mencoba melanggar hukum tersebut dengan cara minta ditipu.
Jadi gue meminta teman gue untuk memberi makanan mengandung babi tapi mereka bilangnya itu daging halal.
Dengan begitu bukan salah gue bukan kalau ternyata gue melanggar hukum agama tersebut?
Setelah 'tidak sengaja' melanggar tersebut, berarti gue turut bebas dari kewajiban beribadah selama 40 hari!

Untungnya gue tidak mengikuti jalan Lucifer tersebut...
Karena kata seorang teman, bisa saja pada hari ke 39 justru gue yang di-ibadah-kan.
Artinya mati dalam keadaan aktif menjadi anggota PBB (Persekutuan Babi Buta).

Mungkin gue teringat teori ini karena sama-sama bertema sama dengan pembicaraan sebelumnya, yaitu kematian.
Fiuh!
Ternyata meskipun tau kematian mendekat, pikiran gue justru menjadi semakin jahat dengan mengajak gue melakukan berbagai 'kejahatan' dengan kedok,
"Sebelum mati, Man!"

Wednesday, September 16, 2009

Bubble Trip

(c) Yusuke Nakamura













Pernahkan anda mendengar ucapan orang-orang tua :
"Anak gadis tidak boleh pulang malam-malam! Bahaya!"

Dengan dasar otak gue yang keras kepala dan suka seenaknya, gue berusaha menganalisa penyebab timbulnya ucapan tersebut.
Pada malam kemarin, sekitar pukul 21:00 WIB, gue akhirnya memutuskan pulang ke rumah. Kejadian pada saat pulang tersebut-lah yang membuat gue teringat kalimat orang-orang tua diatas.

1. Waktu duduk di bus, disebelah gue tertidur ibu-ibu muda yang cukup (maaf) besar. Ibu ini saking pulasnya tidur, dengan semena-mena bersandar ke gue. Sepanjang perjalanan gue SUDAH berpikiran jahat antara lain tiba-tiba berdiri supaya ibu ini jatuh atau kalau perlu gue dorong keluar dari bus sekalian. Berhubung gue sedang baik hati (cuih), gue membiarkan ibu itu tidur tanpa mengganggunya sama sekali. Dan waktu gue mau turun, dengan baik (cuih) gue bangunkan ibu tersebut dengan sopan. Tapi setelahnya, oh man, lengan atas kiri gue pegel dan sakit! Kalau gue naik bus lebih sore gue yakin gue tidak akan bertemu ibu-ibu atau siapa pun juga yang tidur-semena-mena-bersandar-dengan-pulas yang akhirnya membuat lengan gue kram.

2. Sebelum naik bus diatas, gue naik transjakarta jurusan dukuh atas-matraman. Di halte dukuh atas, sewaktu bus akan mulai berangkat, ada seorang pria berbadan tinggi besar seperti tentara berteriak marah karena sama supir dan petugas transjakarta. Jadi dia marah-marah sampai mengancam akan menembak petugas transjakarta hanya karena temannya masih belum naik bus. Akhirnya terpaksa busnya MUNDUR lagi supaya si pria ini turun daripada membuat ricuh dan mengancam menembak mati petugas transjakarta.
Awalnya sebenarnya gue sempat berpikir dia ini orang gila a.k.a. tidak waras.

Ternyata memang benar pulang malam itu TERKADANG menyebalkan.

Sunday, September 13, 2009

Lonely Road

Mood : chaotic

Sorry for my imperfect English. After all, it's not my mother tongue. And I'd rather be ashamed if I can't write Indonesian properly.


Three months until my birthday. Then I’ll leave teenage years. It’s such ashamed that however I’m still not mature yet. In the end, I’m stuck at being egoistical jerk.

I’m back at the way I used to be.

I can no longer laugh for real, and even my enthusiasm began fade away.

At elementary school, I feel the worst years in my life, that I argue maybe it left me traumatized. People that I considered as my friends betrayed me. Even when we played together, we didn’t shared acknowledged, attention, and for the most part, we didn’t share the same bond. We didn’t really care about each other even though I did really care about them.

I’ve got a feeling they left me behind. And maybe they didn’t even notice when I’m gone. That left me retreat to my own sanctuary.

I became bored for anything happen outside myself.

I couldn’t express my real affection toward others.

I emerged as that boring, self-center, stoic girl.

In the next years, I’m glad that I found other that have the same intentioned as me. We played together just for fun, no string attached, no bond that needed to be made. We used each other company for our very own reason. And we left our own contemplations and problems behind for ourselves. Yet when we needed someone to hear us, we’ll listen, but not counseled it. For me, I’m just listened to them.

It’s safe to say that we acknowledge each others as friends.

But now I find people that’ll not let me pass with that kind of ‘friendship’.

I can feel the need to share the same bond with them. And I can’t give that, yet, even though I really want it. I can’t be brave enough to put myself on stake. I’m not ready to give a part of me to others, not even to people that shared the blood with me.

And because of that, they maybe don’t want to give a part of them to me. And because of it, they maybe despise me.

I’m sad.

I’m ashamed.

I become a shade of what I used to be.

Feeling of being left behind, and the hurt I felt for that threatening me, again. This self conscious is escalating the lie that I put to myself and others. Lie to defend me from being hurt. Lie about everything is alright, that nothing is change. That nothing happen and we’ll have fun like always. Not known that its only make them despise me more.

Then I lost my laugh, my enthusiasm, and my fake happiness.

And it’s happen when I feel my voice can’t reach out to them, when I can’t make them understand with what I feel, and when I thing they never really that comfortable with the way I bring myself. Our friendship become wobbly and the wound will never disappear. I feel like I’m walking above breakable relationship line.

And that’s happen because of me.

That’s when I started to hate myself again.

Thursday, August 27, 2009

Home is Hell

Gue pusing dengan orang-orang di rumah.
Perilaku mereka semakin aneh dan jadinya membuat gue semakin ingin keluar rumah.

Berikut beberapa cuplikan kegiatan orang di rumah gue.

1. Kakak cowok
Sewaktu gue di kamar bermain laptop, pintu kamar gue biarkan terbuka. Tiba-tiba gue merasa ada pergerakan aneh dalam penglihatan gue. Begitu gue liat ternyata kakak gue tersebut sedang MERAYAP masuk kamar gue, berasa lagi di medan perang, terus begitu dia tau gue sudah sadar akan keberadaannya, dia menembakkan pistol khayalan dia kearah gue. Sinting.

2. Bokap
Tanpa ada peringatan apa-apa sewaktu gue sedang membuka pintu kulkas, dia lewat begitu saja tanpa rasa bersalah jedotin kepala gue ke lemari di sebelah kulkas. MAN!

3. Nyokap
Gue memakan es krim yang tidak jelas kepemilikannya di kulkas rumah gue. Setelah selesai makan, nyokap yang baru saja pulang dari kegiatan luar rumah berkata, "Oiya, Ibu kan masih punya es krim!" Karena gue baik, gue menjelaskan ke dia, "Oiya, es krimnya sudah ada di perutku!" Dan dia terdiam. Tanpa peringatan tiba-tiba dia beberapa kali meluncurkan tinjunya ke muka gue (yang dengan ahli berhasil gue hindari semuanya).

Ini rumah penuh kekerasan!

Itulah sebabnya gue suka ditinggal sendirian di rumah.
Seandainya gue jago gambar, pasti gue bisa bikin komik dari kegiatan orang-orang tidak wajar ini.

Thursday, August 06, 2009

Anggap saja postingan ini tidak ada














Setelah gue lihat-lihat, ternyata sudah lama gue tidak menulis postingan baru.
Gue sudah tidak tau lagi apa yang harus gue tulis dalam blog bodoh ini.
Susah ternyata mencari inspirasi.
Mau ditulis keseharian gue, ternyata hidup gue juga sangat membosankan, dan lagipula kalau hanya membicarakan diri rasanya gue sendiri sebagai penulis akan berpikir, "This is fucking annoying."
Jadilah gue menulis sampah ini.
Jadi, seperti yang tertera pada judul postingan ini, anggap saja postingan ini tidak ada.
Tidak perlu dibaca karena ini postingan ini memang salah satu upaya gue untuk membuktikan sebuah teori yang dicetuskan oleh seorang penulis fanfiction.
Kesimpulannya, ini postingan sampah.
Dia bilang jika seorang penulis tidak menulis karena sedang mencari inspirasi, that's such a crap, karena penulislah yang membuat inspirasi dengan cara menuliskannya langsung.
Maka sekarang gue berusaha membuktikan teori tersebut dengan menulis sampah ini, dengan tujuan mencari inspirasi untuk postingan gue berikutnya.
Dan ternyata seperti yang telah dibuktikan oleh gue berikut ini, teori itu salah.
Buktinya gue tetap menulis sampah dengan inspirasi sebagai alasan menyedihkan.
Damn!
Sudah tidak ada inspirasi, digigitin nyamuk pula.
Mungkinkah itu pertandanya?
Gue harus menulis tentang nyamuk di postingan berikutnya?
Bahwa sebenarnya nyamuk adalah vampir yang menyamar?
Bahwa sebenarnya selama ini vampir bukan menyamar menjadi kelelawar, tapi sebagai nyamuk iblis-kecil-tidak-tau-diri?
Tidak, tidak, itu terlalu klise.
Mungkin sebaiknya gue mengkomentari hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dikomentari?
That's a big No-No!
Tidak bisa, gue harus (pura-pura) menjadi orang baik yang sangat berpikir positif.
Atau bisa juga gue menulis teori-teori yang selama ini gue ciptakan mengenai manusia.
Misalnya teori mengenai mengapa orang dewasa menyukai anak kecil.
Menurut teori gue, orang dewasa suka dengan anak-anak karena mereka bodoh.
Ya, benar, menurut gue anak kecil itu bodoh.
Tidak bisa bicara.
Tidak bisa apa-apa.
Artinya anak kecil adalah orang yang bodoh.
Karena itulah orang dewasa suka melihat dan menertawakan (kebodohan) mereka.
Here we go, another 'positive' thinking from me.
Sampah!
Postingan ini benar-benar sampah dan gue sendiri heran untuk apa gue malam-malam (lebih tepatnya pagi pukul 02.00 WIB) digigitin nyamuk ditemani detik jam serta perut lapar masih betah duduk di depan laptop untuk mengetik sampah ini!
Huh, masih dibaca juga?
Benar-benar, bukannya gue sudah memberi peringatan di atas bahwa anggap saja postingan ini tidak ada?
Jadi jangan salahkan gue jika sekarang muncul perasaan ingin menampar gue (karena gue sendiri juga ingin menampar diri, sayangnya tidak bisa).
Berbicara mengenai menampar, gue jadi teringat, sampai sekarang gue masih penasaran rasanya bertarung satu-lawan-satu.
Fist fight. One on one.
Tanpa rasa marah, tanpa perasaan apapun, hanya ingin bertarung.
Dengan merasakan sakit bukankah artinya kita merasakan hidup?
Ups, masochist.
Sekarang rasanya waktu yang tepat untuk mengakhiri sampah ini.
Tapi bohong.
Kenapa gue suka berbohong?
Hm, mungkin gue juga mesti mencari teori mengenai hal ini.
Mungkin saja sebenarnya gue tidak pernah berbohong, tapi setengah berbohong.
Seperti quote, "I always said the truth, even when I'm lied."
Kalau tidak salah seperti itu isi quote-nya.
Hm, iya gue sadar kalau gue brengsek.
Ternyata setelah gue lihat-lihat, tulisan sampah ini panjang juga.
Berarti ini benar-benar saat yang tepat untuk mengakhiri tulisan ini sebelum postingan ini lebih dari dua halaman folio bergaris.
Lapar...
Ingin makan yang manis-manis.
Bisa-bisanya tidak ada makanan apapun di rumah ini!
Mungkin saatnya gue mencoba rasa semut (seperti yang diusulkan oleh keponakan seorang teman).
Hah!
Tulisan sampah ini jadi semakin panjang.
Dan tujuan menulis ini pun sudah gue lupakan.
Apa tujuan tulisan ini?
Hm, sepertinya sesuatu mengenai inspirasi.
Whatever.
Baiklah, kalau begitu gue akhiri saja sampah ini sekarang juga.
I'll say my goodbye!
Ingat pesan ini, "When people talk to you, ignore them."
Hm, I'm such a brat.

Tuesday, July 21, 2009

Made a Mistake ... TWICE!

OMFG!

First.

Kisah ini bermula ketika dalam suatu siang yang panas gue dipaksa menemani nyokap ke pasar Senen mencari alat untuk mem ... hm, sebentar.
Untuk apa gue menjelaskan apa yang ingin nyokap cari di pasar ya?

Okeh, lanjut.

Jadi dalam perjalanan, nyokap mengkritik hidup gue yang MINIM kisah asmara (dan dilanjutkan dengan monolog nyokap mengenai kejayaan masa mudanya yang penuh kisah asmara).
Dan gue tidak terima!
Akhirnya setelah perdebatan sengit tidak sengaja gue nyeletuk,
"Liat aja, nanti awal semester lima minimal selama seminggu gue akan menjadi wanita feminim lemah lembut dan pendiam!"
Setelah suasana hening sejenak, nyokap mengeluarkan tawa piciknya (seperti yang biasa gue lakukan saat punya pikiran jahat atau ingin menipu orang lain).
"Ok, kalau begitu mulai tahun ajaran baru kamu harus berubah."

Second.

Kesalahan berikutnya gue lakukan dengan mengatakan,
"Iya."
Meskipun muka gue tidak sepakat dengan kata-kata gue.
Kenapa gue harus dilahirkan dengan ego cukup besar dan jiwa penjudi sih?!

Sekarang gue hanya bisa berharap Tuhan sudah mau memaafkan gue sehingga doa gue dikabulkan, yaitu 'semoga nyokap sudah terlalu pikun untuk mengingat percakapan yang berlangsung sore hari ini'

Monday, July 20, 2009

Ironic

Salah seorang teman mengatakan dalam blog-nya, "we don't need another bomb."

Why?

Karena hal tersebut membuat rencana makan-makan bersama beberapa anak komunikasi di Hotel Nikko gagal.
Memang ini bukan salah pelaku peledakan, tapi lebih akibat orang-orang yang panik menelepon meminta kami menghentikan rencana pasrahkan-nasib-pada-Tuhan tersebut.
Jadi secara tidak langsung teroris tersebut yang telah menggagalkan rencana makan-makan tersebut ... meskipun pada dasarnya hidup adalah pilihan (dan ironisnya pilihan tersebut menyempit menjadi 'gagalkan rencana makan di Hotel Nikko dan pindah ke lokasi lain yang tidak ada bule' atau 'diteror lewat telepon seharian').

Selain itu gue mendengar cerita dari sepupu gue yang bekerja di daerah Bintaro.
Dia bilang waktu mendengar berita tersebut, semua rekan sekantornya hanya berkata, "Oh."
Dan tidak lama kemudian seseorang berkata, "Berarti MU ga jadi datang, dong?"
Barulah satu kantor menjadi panik dan kisruh.

Sungguh ironis memang.

Sunday, July 12, 2009

Jane Doe

Pada hari pemilihan umum, pukul 11.00 wib, tanpa mandi tanpa cuci muka tanpa ganti kaos gue segera menuju TPS di seberang rumah bersama kakak cowok gue.
Dan hal yang paling gue takutkan terjadi.
Yaitu bertemu dengan tetangga.

Semua tetangga gue menyapa kakak gue.
Berhubung gue mengikuti dia, otomatis gue ikut bersalaman dengan tetangga yang tidak gue kenal.
Mereka semua mengira gue adalah kakak gue yang cewek yang saat ini kuliah di Surabaya.
Maka kakak gue yang cowok menjelaskan,

"Bukan. Ini Dhea, adik saya yang paling kecil."

Ya benar.
Sepertinya tetangga gue tidak menyadari kakak cowok gue punya dua adik.
Mereka mengira keluarga gue hanya terdiri dari 4 orang.
Mungkin selama ini mereka mengira gue adalah pembantu di rumah.

Berikutnya pada hari sabtu disebuah acara resepsi pernikahan sepupu jauh gue, dimana keluarga besar gue berkumpul.
Gue terpisah dari bokap, nyokap, dan kakak gue.
Jadi gue terpaksa berkeliling menyapa tetua-tetua keluarga hanya bersama pakde, bude, dan sepupu cowok gue (yang akan segera menikah).
Dan semua yang bersalaman dengan gue mengira bahwa gue adalah calon istri sepupu gue tersebut.

Sinting.
Mereka lupa bahwa gue bagian dari keluarga mereka juga.

Am I that easy to forget?

Friday, June 26, 2009

Juni

Terdapat hal-hal yang berubah selama bulan Juni ini.

Semakin sering mencuri punya orang.
Semakin sering menipu orang.
Semakin sering membicarakan orang.

Ternyata perubahannya adalah dosa gue semakin bertambah.

GOD!

Wednesday, June 10, 2009

dot dot dot ( . . . )

Setelah pesenan sepatu gue datang, akhirnya gua coba itu sepatu waktu jalan bareng keluarga besar.
Gila, tatanan bahasa gue busuk.

Gue pergi karaokean bersama mereka di Cityloft, Sudirman.
Dan gue langsung merasa SANGAT tidak nyaman.

Misalnya orang yang tadinya matanya nanar trus pas tidak sengaja liat gue, tiba-tiba langsung ngalihin muka ke temen-temennya terus bisik-bisik.
Fine, ini mungkin cuma perasaan gue aja.
Tapi ada juga anak kecil sekitar SD mungkin dengan jelas menunjuk sepatu yang gue pakai terus narik-narik ibunya terus bisikin sesuatu ke ibunya terus ibunya ngomong,
"Ssst. Udah biarin aja."
Padahal jarak mereka cuma sekitar satu meter dengan gue, hm.

RISIH!


























Rocking horse shoe by Vivienne Westwood.
Punya gue tentu saja bajakan.


Katanya di jaman modern ini, manusia semakin ingin memperhatikan dan diperhatikan (baca : ngomentarin orang lain dan menjadi narsis).
Tapi kenapa gue tidak suka ya?
Rasanya gue udah tidak mau pakai sepatu ini lagi (kecuali waktu acara jejepangan kali ya).

Beneran sekarang gue kagum dengan orang yang ingin dibicarakan dan diperhatikan (baca : narsis cenderung banyak gaya bahkan mungkin ekshibisionis).
Bisa-bisanya mereka tahan dengan tatapan mata para komentator, termasuk gue sebenernya!

Friday, May 22, 2009

Tertawa Diatas Penderitaan

Pada hari minggu, ada dua pasangan yang sedang pacaran.
Mereka akan menonton Angel and Demon dan sudah membeli 4 tiket di Plaza Senayan.
Lalu, satu pasangan bertengkar.
Akibatnya salah satu dari mereka memutuskan tidak ikut menonton.

Dan tiket tersebut diberikan ke gue.

Waktu berjalan menuju bioskop, seperti biasa pikiran gue tidak ada di tempat alias lagi daydreaming.
Kemudian mereka bertanya pada gue setelah melihat wajah bodoh gue yang nanar, "Kenapa?"
Gue segera berpikir cepat, "Eh, nggak. Cuma liatin sushi tei aja."

Kemudian percakapan berlanjut seperti ini :

Mereka : "Hm."
Gue : (ngomong sendiri) "Sushi tei, ramen Taichan..."
Mereka : "Yaudah nanti habis nonton makan di sushi tei."
Gue : (menatap dengan mata berbinar-binar)

Dan benar, setelah menonton gue diajak makan di sushi tei oleh mereka.
Karena sebenarnya mereka agak bertengkar juga sebelum nonton.
Jadi mereka saling tidak mau mengalah masalah mau makan dimana setelah nonton.
Akibatnya, tempat untuk makan diserahkan pada gue sebagai yang paling muda (dan tidak ikutan berdebat sama mereka).

Ya, tau gitu sering-sering saja orang pacaran berantem.
Berhubung gue dapet imbas yang SANGAT menguntungkan!
Wakakakakakakakakakakakakak *tawa gagak menyebalkan*

Thursday, May 14, 2009

Such a Crap!

Kenapa setiap gue memakai pernak-pernik yang 'cewek banget' pasti gue merasa kaya bencong?
Apa cuma perasaan aja ya?

Conversation

Gue : "Kalau gue lahir sebagai orang Itali, mungkin gue akan jadi mafia, ya?"

Nyokap : "Ya iyalah."

Gue : "..."

Tuesday, May 05, 2009

Interview

Indonesia lagi heboh dengan sebuah kasus pembunuhan.
Semua tv, koran, majalah, bahkan mungkin gosip infotainment ikut membicarakannya.
Akibatnya mau tidak mau gue ikut mendengar salah satu berita mengenai kasus tersebut di tv.

Tapi yang mau gue komentarin itu bukan kasusnya, atau tersangkanya.
Melainkan keluarga dan/atau orang yang (sok) dekat dengan tersangka.

Keluarga dari salah seorang tersangka mengatakan, "Kami tidak percaya tersangka melakukan pembunuhan tersebut."

Dan gue berpikir.
Mana mungkin juga gitu keluarganya bilang, "Iya tu tersangka mungkin saja benar-benar pelaku pembunuhan. Habis dia suka berlaku aneh. Misalnya blah-blah-blah and blah-blah-blah."

Tidak mungkin bukan?

Terus keluarganya juga bilang, "Gaya sms yang panjang-panjang seperti ini bukan gaya sms-nya tersangka."

Dan gue kembali berpikir.
Keluarganya tersangka ternyata sok akrab.
Maksud gue, meski terikat hubungan darah kan bukan berarti mereka akrab sekali sampai-sampai kenal baik luar dalam si tersangka.
Gue aja tidak pernah (dan tidak pernah berusaha) mengerti keluarga gue.
Kadang-kadang yang tidak berhubungan darah justru lebih 'keluarga' dibandingkan dengan yang berhubungan darah.

Itu sebabnya kadang gue tidak suka reporter mewawancarainya keluarga atau orang yang (kadang sok) dekat dengan tersangka.
Opini mereka terlalu ... apa ya kalimat yang tepat?

Oh, ya!

Opini mereka terlalu obvious.

Tapi gue juga jadi kembali berpikir ... tumben gue bisa mikir.
Biasanya juga gue bengong-bengong dengan muka bodoh.

Monday, May 04, 2009

Vector

Shit.

I look bad.

Oh, scratch that!
I look horrible!

Well, what do you expect from a girl who didn’t take a bath for 2 … hm … or 3 days? But don’t worry, I still wash my face once or two.

Now I understand why some people love to walling a lot of freaking complex manga and anime scan!
It’s so addictive! Even though I’m still beginner.

Untitled

There's so much thought in my mind
Sometimes I feel it took my lifetime to talk about it.

Whether it's important, or not, my mind preoccupied with that.

Can't I just rub it off back to my guts?
Ugh, how I hate myself I can't bear it anymore.

It's not about life.
It's not about love.
It's definitely not about lame.

It's just about me.
It's just about ego.
It's definitely just about maybe.

Mother, can you kill me?
I want to turn into nothingness.





It's better to burn out then fade away.

Saturday, April 25, 2009

Poor Dad Rich Me (?)

Pertama kali masuk kelas media iklan, ada dua reaksi yang gue terima.
Antara senang dan cemas.
Senang karena dapat makanan tiap minggu (ih, najis, setiap ada gratisan pasti senang)
Cemas karena selalu dicekokin tiap minggu untuk jadi orang kaya.

Bukannya gue tidak mau jadi orang kaya,
Tapi bagi gue, kekayaan tidak menjadi hal yang terlalu penting.

It don't mean a thing if it ain't got that swing!

Hahah, malah jadi keluar judul lagu yang sangat nge-swing.
Intinya gue tidak pernah ambisius untuk jadi kaya.
Ambisi hidup gue adalah untuk bersenang-senang.
Gue tidak peduli jadi sampah masyarakat selama gue bisa tertawa (ini namanya orang gila)

Setelah gue pikir-pikir ulang, mungkin ada beberapa alasan yang bisa menjadikan gue lebih ambisius jadi orang kaya.
Seperti :

1.
WAJIB hanya membeli pakaian dengan bahan dan jahitan rapi yang pastinya mahal.
Kenapa?
Karena menyeterika pakaian murah dengan jahitan dan bahan mudah melar SANGAT merepotkan.
Tidak percaya? Jika anda memiliki housekeeper, coba gantikan pekerjaannya sebagai penyeterika pakaian di rumah selama sehari.

2.
TIDAK MASALAH berangkat terlambat ke kampus.
Kenapa?
Karena meski terlambat tetap bisa naik kereta express Rp 6.000,00 tanpa nangis darah kurang uang buat ongkos pulang.
Gue sering mengalami hal ini sehingga tidak bisa beli makan siang, dan kadang nyaris tidak bisa pulang karena kurang uang.

3.
BEBAS melakukan berbagai kejahatan mulai dari tingkat ikan teri sampai tingkat ikan paus.
Kenapa?
Karena kalau kaya kan pastinya banyak uang untuk menyuap penindak hukum di dunia ini supaya dibebaskan.
Sekarang aja kalau gue berusaha 'mencuri' jatah makan milik bokap, nyokap, atau kakak, pasti gue diamuk massa sama mereka.

4.
SELALU membuang sampah sembarangan.
Kenapa?
Pengen aja.
Lagian berhubung banyak uang, mau semena-mena nyuruh orang buat mungutin itu sampah (dengan iming-iming dibayar) jadi tidak masalah.

Mungkin ini sebabnya Tuhan belum mengizinkan gue jadi kaya, karena kalau kaya, gue akan semakin jadi sampah masyarakat.
Boros.
Pemalas.
Kriminil.
Dan sombong.

Saturday, April 18, 2009

Rant

Mulai menyesal kenapa kemarin gue makan 4 potongan besar Pizza Deluxe Cheese dengan sosis ayam di pinggirnya + Fussili Cheese and Sausage hanya untuk makan siang!

Karena akibatnya sekarang gue tidak boleh makan makanan selain sayur, buah, daging sapi, dan nasi selama 5 hari!

Damn!

Thursday, April 16, 2009

Chara

Ada hal yang baru gue sadari setelah minggu ini tidak sengaja melihat salah satu film bioskop Indonesia yang ditayangkan di stasiun tv swasta.

Judul filmnya... apa ya?
Tidak tau.
Yang jelas stereotype film bioskop Indonesia.
Tentang percintaan.
Dan yang menjadi perhatian utama gue dalam film tersebut adalah karakter tokoh utamanya.

Entah kenapa gue merasa semua tokoh cewek yang ada dalam film percintaan remaja (anak-anak) bioskop Indonesia selalu memiliki karakteristik yang sama.
Manja.
Centil.
Banyak maunya.
Ngeselin.

Lebih anehnya lagi, tokoh utama cewek seperti itu yang selalu disukai oleh para tokoh utama cowok.

Lalu karakter tokoh utama cowoknya juga selalu sama.
Sok cool.
Berasa kegantengan.
Jutek.
Tapi (ceritanya) sebenarnya baik.

Dan tokoh utama cowok semacam ini yang ceritanya selalu menjadi tokoh idaman pujaan semua cewek.

Bener-bener TIDAK waras itu yang buat ceritanya.

Sebenarnya lagi tidak mood untuk menjelaskan panjang lebar kenapa gue merasa hal ini tidak waras. Tapi kalau gitu, buat apa gue nge-posting hal ini?

Sunday, April 12, 2009

Shoujo Life

Gue tidak pernah merasa gue adalah orang yang romantis.
Setidaknya sampai satu menit yang lalu lah.

Haha, jadi apa yang membuat gue berubah pikiran?

Sebenernya gue juga tidak terlalu mengerti, tapi gue memang merasa agak 'berubah'
Dulu, hal yang gue anggap romantis digambarkan dalam film Eternal Sunshine of the Spotless Mind.
Menceritakan dua orang yang pacaran, tapi sebenernya sebelumnya mereka sudah pernah pacaran terus putus, terus berusaha saling melupakan menggunakan mesin aneh gitu.
Ya, ya, cult movie.
Inilah yang gue sebut sebagai romantis!

Berikutnya, entah kenapa gue mulai semakin mudah merasa 'tersentuh' setelah membaca josei/shoujo manga, Nana.
Ceritanya tentang dua orang yang terpisah karena harga diri, egoisme, dan kematian.

Padahal dulu denger kata romantis, yang terbayang di pikiran selalu dalam wujud yang aneh.
Kenapa sekarang gue bisa menerima cerita-cerita yang 'cheesy-with-tear-and-such'?
Ya, untungnya gue belum sampai pada tahap menyukai cerita yang benar-benar 'cheesy'!

Jangan-jangan karena faktor usia gue yang semakin tua (tahun ini akan 20, NO!) dan tetap tidak pernah merasakan kehidupan pacaran?
Tapi bisa juga gara-gara semakin banyaknya film, buku, dan manga yang 'cheesy'
Atau yang harus gue salahkan adalah temen-temen gue yang sukanya cerita-cerita 'cheesy' terus setiap melihat adegan macam itu pasti langsung, "Ohh..."

Note : Istilah 'cheesy' gue dapatkan dari temen gue untuk menyebutkan cerita yang percintaannya mudah ditebak, penuh dengan kata gombal, dan semacam cinderella story yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata.

Monday, March 30, 2009

The Word

Stop thinking that you understand me!
Know what I feel, what I think!
We are different.
And you know what, I don't even try to be like you.

Stop asking me what I want!
Every time I ask, you don't even consider it.
That's why I stop telling anyone what I really want.
It's unnecessary.
It's useless.

Just stop it!
I hate it!
I beg you.
Please.


Note :
Kenapa grammar gue buruk banget ya? Tuhan, tolonglah gue sehingga gue bisa menyumpah dalam bahasa inggris dengan baik dan benar!

Saturday, March 28, 2009

Misterius!

Gue ingat ada temen gue yang mengatakan, "Kenapa sih cewek kalo di kamar mandi lama banget?"

Pertanyaan ini sebenernya juga sering ada di pikiran gue.
Maksud gue, ngapain juga lo lama-lama di wc?
Tidak masalah kalau mereka lama karena boker.
Masalahnya mereka tidak boker!

Pernah suatu hari yang cerah (sok cerah) gue pergi ke kamar mandi di fakultas ter-gaul itu.
Sendirian.
Selama menunggu wc yang sedang dipakai (lama banget ini cewek tidak keluar-keluar), ada 2 cewek lain yang asik, ya benar, mereka sedang asik berkaca!
Okelah kalau ngaca cuma sebentar cuma buat nge-cek muka mereka masih oke atau tidak.
Mereka ngaca ada kali sekitar 10 menit!
Padahal mau dilihat berapa lama sampai satu tahun juga tidak akan ada perubahan pada wajah mereka.
Kecuali mereka mengalami kecelakaan sehingga wajahnya rusak.
Atau melakukan operasi bedah plastik jadi makin cantik.

Setelah lama ngaca, mereka masuk wc terus di dalam wc juga tidak keluar-keluar.
Gue pikir-pikir, mungkinkah mereka semedi di wc?
Atau mungkin ketiduran?
Ah, tapi berhubung pikiran gue positif, gue beranggapan mereka lama di wc karena mengagumi desain arsitektur dan interior wc itu sendiri.

Monday, March 23, 2009

What's In A Name?

TK.
Well, berhubung temen gue bisa dihitung dengan jari (dan tidak mencapai jari-jari di kaki pula), jadi gue tidak ingat mereka biasa memanggil gue apa.

SD.
Hampir sama dengan masa TK, yaitu masa dimana gue tetap tidak mempunyai banyak teman sehingga gue tetep lupa mereka biasa memanggil gue apa.

SMP.
Awal mula mendapat nama 'dechu' untuk membedakan gue dari dhea lainnya.
Tidak ada artinya.
Tapi sekarang gue tau arti nama tersebut, yaitu 'fallen' (French).

SMA.
Kebrengsekan temen-temen SMA tampak dengan memberi arti pada nama 'dechu' yaitu 'dhea cuacat'.

UNIV.
Gue tidak bisa lagi berharap ada yang ingat nama panggilan asli gue.
Karena meski awal perkenalan gue memberi nama panggilan asli, tetep aja semua kembali ke nama panggilan tidak resmi tersebut.

Nama panggilan gue sebenarnya adalah 'dhea'.
Sedangkan nama panjang gue bisa memiliki arti 'dewi kesetiaan'.

Tapi last name gue, 'devy', bisa juga memiliki arti 'DEVIL'.

Saturday, March 14, 2009

Troublesome


Pertanyaan-pertanyaan yang selalu muncul dan akan selalu menjengkelkan :
-Hobi?
-Cita-cita?
-Makanan favorit?
-Motto?

Semenjak pertanyaan ini pertama kali gue dengar,
gue langsung berpikir, "I'm so freaking hate it"
Alasannya?

Hobi.
Hobi itu kan artinya kegiatan yang paling anda sukai, paling sering dilakukan sesuai dengan anjuran dokter,
jadi pastinya banyak bukan?
Misalnya tidur dan makan.
Tapi nyebelinnya, kalo jawabnya tidur atau makan, pasti diprotes.

"Itu kan bukan hobi!?"

Ah, cerewet.
Masih bagus gue mau jawab.

Cita-cita.
Dulu gue, seperti kebanyakan anak kecil lainnya yang di-brainwash, akan menjawab 'Dokter' atau 'Insinyur' atau 'Pilot' atau lain sebagainya.
Tapi semakin lama gue semakin sadar, gue tidak punya cita-cita.

Sempat terpikir mau jadi ahli desain interior, dengan alasan ingin mendekor rumah sendiri nantinya.
Dan cita-cita itu hilang digantikan ingin jadi ahli desain grafis.
Itu juga hilang karena setelah dipikir-pikir tidak mau hidup gue habis hanya dengan menggambar (di FSRD).
Akhirnya gue 'terjebak' dalam kuliah yang gue ambil.

Sekarang, gue benar-benar tidak punya tujuan dan cita-cita.
Mungkin cuma 'hanyut seperti ubur-ubur di lautan' (maksudnya 'go with the flow' versi ekstrim) yang bisa dibilang cita-cita gue saat ini.

Makanan favorit.
MANA ADA MAKANAN YANG DIJADIKAN FAVORIT?!
Gue suka semua makanan meski gue suka milih-milih makanan.
Kalau gue pernah makan, misalnya soto, yang enak, gue tidak akan mau makan soto selain itu.
Kecuali terpaksa (dan gratis tentu saja).
Jadi mana bisa gue memilih salah satu jenis makanan untuk dijadikan favorit?!
Dan sebenernya TIDAK PENTING juga untuk mem-favorit-kan salah satu jenis makanan.
Eh, sebenernya TIDAK PENTING juga bagi gue untuk kesel dengan hal ini.

Motto.
Ini beneran pertanyaan paling menyebalkan, merepotkan, dan minta ditampar di seluruh dunia!
Hidup kenapa mesti ada motto?
Waktu awal masuk universitas gue pernah diminta menyebutkan motto ketika di kelas.
Dan otak gue yang tidak mampu berpikir satu motto pun cuma bisa menjawab,

"Apa yang bisa dikerjakan esok...kerjakan saja esok hari."

A.k.a. pemalas.
Hasilnya gue ditertawakan satu kelas (mulai merasa dipermalukan).
Setelah gue pikir-pikir harusnya gue menjawab,

"Hiduplah tanpa motto hidup."

Dan sekarang gue mulai berpikir untuk membenci MANUSIA yang pertama kali dengan 'jenius'-nya menciptakan pertanyaan ini.

Sunday, March 08, 2009

Banyak Alasan!

Setelah semenjak bayi hingga SMP gue selalu berambut pendek (dengan alasan malas manjangin rambut) akhirnya gue berhasil punya rambut panjang waktu SMA (dengan alasan taruhan kuat-kuatan tidak memotong rambut).

Tapi gue kembali berambut pendek.
Dan hal-hal baik terjadi :
  1. Rontokan rambut berkurang jadi setengah lantai kamar (berlebihan)
  2. Tidak ada lagi yang kalau mau manggil pakai jambak rambut segala
  3. Orang di sebelah gue tidak akan ngomel lagi karena 'tertampar' rambut gue
  4. Tidak akan dikira kuntil-dan-anak saat berkeliaran malam-malam pakai kaos putih
  5. Penghematan shampoo (apalagi ditambah jarang keramas)
  6. Berkurang rasa oh-my-god saat orang lain bilang, "Oh, cowok...kirain cewek."
  7. (supaya nomornya jadi angka 7, angka favorit kedua setelah angka 4)
Sebenernya masih banyak kalau mau, tapi mendingan jangan daripada semakin dituduh ga waras...wakakakakak.

Sunday, March 01, 2009

I'm a (dis)honest person.

Human personality basically formed by suggestion.
You are what you define yourself as, or are what other define you.

Other often defined me as stubborn.
Hell of stubbornness.
Other also defined me as weird.
Freaking weirdo.

But me, I define myself as a liar.
A good one too.

I always said the truth.
Even when I lie.
I stare at other people's eyes.
Straight bullshit-lie.
And yes, they think I'm such an honest person.

That's one of my bad habits.
Although I want to change it, I can't pull myself to do it.
This is driving me insane.
But I'm sure I'm already insane.

If I said the truth, won't other gonna get hurt?
When I said the truth, won't they hate me?
Though I said the truth, won't we feel lonely?

How I wish that someday I've got to stop myself from deceiving the one that I care about.

Well, this is also bullshit.

You don't lie to people you care.
You only lie to make yourself safe.
And I'm a good liar to make myself kept safe.

Friday, February 20, 2009

Ideas Fountain















Gue merasa hanya di kamar mandi orang benar-benar menjadi dirinya sendiri.
Misalnya, yang keliatannya cool ternyata nyanyi-nyanyi pas mandi.
Atau mungkin ada yang joget-joget ala dangdut?
Nah, if only I could take some picture of these kind of people,
I'm gonna blackmail them obviously!

Tapi yang bikin gue kagum sama yang namanya ruangan bernama kamar mandi tersebut adalah WC-nya!
Kenapa?
Karena gue merasa 75% ide yang ada di dunia saat ini merupakan hasil dari perenungan semalam suntuk di WC.
Bagaimana dengan 25% persennya lagi?
Sisanya dihasilkan dari perenungan semalam suntuk di bawah shower.

Tidak semalam suntuk sih sebenarnya, gue aja yang suka berlebihan.
Kalau semalam suntuk 'nongkrong' di WC bisa kenapa-kenapa lagi nantinya?!

Beneran, gue heran kenapa inspirasi selalu datang ketika di kamar mandi.
Mungkinkah karena kamar mandi memang gudang ide?
Mungkinkah ada jin yang membisiki kita disana?

Kalau memang karena jin...sekarang gue tidak heran dengan perkataan salah satu temen gue.
Dia pernah bilang dia ngemil waktu boker...
Alasannya supaya tidak kesurupan?!

Friday, February 13, 2009

Is It Just Me or Is Everything Shit?

Dua minggu berlalu semenjak terakhir gue makan segala jenis yang ada dalam daftar alergi :

.Susu (dan produk olahan susu seperti keju dan yogurt)
.Cokelat
.Telur
.Ayam
.Kepiting
.Udang
.Cumi
.Kakap
.Tongkol
.Kacang tanah

Tapi meskipun gue pengen makan chocolate melt, es krim, POCKY, bahkan dalam mimpi pun makanan-makanan tersebut tidak muncul...hiks.
Selain itu, gue mulai kangen makan telur dadar yang selama ini gue benci (kalo tiap hari makan telur dadar robot pun bisa muak, eh tunggu, robot kan nggak bisa makan^^).

Kalau orang Indonesia kan katanya tidak makan nasi artinya belum makan, kalau bagi gue, tidak makan makanan manis artinya belum makan!
Ujung-ujungnya cuma bisa minum es teh manis...hiks.























Mama, aku mau makan POCKY!

Heck no!

Bahkan kacang tanah yang tidak gue suka juga sekarang jadi pengen gue makan (gue suka bau dan rasa kacang, tapi nggak suka makan kacang).

Ups, hampir lupa, selain alergi makanan diatas, gue juga alergi kecoa.
Berarti sejak sekarang sudah bukan tugas gue lagi untuk membunuh kecoa yang ada di rumah!
Yay!
Kalau kata keluarga gue, dari semua daftar alergi gue tersebut, yang paling berat bukannya tidak boleh makan cokelat, ayam, telur, susu lagi, tapi yang paling berat bagi gue adalah tidak boleh makan kecoa goreng lagi.
Kurang ajar.

Anehnya gue juga dinyatakan alergi debu, fungi, dan apalah-itu-namanya yang ada di udara...
Dan itu artinya...
Gue alergi dunia?

Saturday, February 07, 2009

Karma Police

Katanya, jika ingin dihormati orang lain, maka kita harus menghormati orang lain terlebih dahulu.
Itulah yang disebut hukum karma.
Berbuat, mendapat balasan yang setimpal.
Baik berbalas baik, buruk berbalas buruk.

Misalnya, gue selalu menjaga space antara gue dengan orang yang antri di depan gue.
Tapi dengan bajingannya orang di belakang gue selalu 'melanggar ruang' gue dengan berdiri melewati batas jarak kenyamanan gue.

Misal lainnya, gue selalu mencoba tidak mendorong orang lain saat berada di kerumunan. Tapi kalo terpaksa seenggaknya gue udah bilang, "maaf permisi."
Yang bikin kesel, orang-orang sering mendorong, menabrak, bahkan menginjak kaki gue tanpa minta maaf waktu di kereta yang penuh salah satu contohnya.

Atau misalnya gue selalu berusaha tidak merepotkan keluarga besar gue dengan harapan mereka juga tidak akan merepotkan gue,
Kenyataannya, mereka MEREPOTKAN gue dengan menyuruh gue jadi apalah-itu-namanya dalam acara pernikahan.

Menyebalkan.

So, karma is a total bullshit!

Semenjak kejadian-kejadian macam diatas itulah gue udah sama sekali tidak percaya hukum karma.
Memang ternyata hidup itu berat.
Padahal yang gue minta dalam hidup ini kan cuma supaya orang itu menghargai gue dengan tidak merepotkan gue.

Please,
Respect my authority!


Tapi tetep aja, berhubung sepupu gue banyak banget,jadinya yang namanya acara pesta pernikahan pasti banyak.
Minimal gue harus melewati tantangan sebanyak oh-my-god 13 pesta pernikahan.
Dan gue TERJEBAK harus jadi apalah-itu-namanya yang pake konde, kebaya, hak tinggi, dan yang paling nyebelin adalah make-up!

Haduh, haduh, rasanya mendingan dipenjara daripada terjebak seperti itu.

Eh, bener juga, mendingan sebelum hari-h gue melakukan tindak kejahatan pencurian jemuran pakaian tetangga.
Atau mendingan tindak kejahatan pencurian ayam milik warga setempat?
Ya pokoknya intinya pada akhirnya gue akan dipenjara! Yey!

Thursday, January 29, 2009

Judges people by their cover!

Why not?
Why we should not judges people by their cover anyway, right?

Everybody do it.


Gue mencoba untuk men-judge orang yang menggunakan high-hell, no, i mean highheel.
Ngapain coba mereka 'menyiksa' diri memakai hak tinggi gitu?
Menurut pengakuan salah satu korban pemuja hak tinggi, dia merasa wajib memakai hak tinggi yang 'lucu' *gue masih tidak mengerti kenapa orang cenderung menyebut suatu barang dengan sebutan lucu padahal barang ngelawak aja kaga bisa* meskipun dia merasa tidak nyaman saat memakainya!
Bahkan katanya dia pernah cuma 5 menit berdiri di pesta pernikahan tapi udah pegel.

Herannya, dia merasa tidak keberatan untuk memakai killer-heel tadi.
Ck,ck,ck,

Well, looks really matter to them.

Gue mengaku bersalah telah SEDIKIT memandang rendah wanita macam itu.
Gue mengaku mereka ternyata lebih hebat dari pandangan gue terhadap mereka.
Gue mengaku mereka hebat karena kuat keliling mal pake sepatu macam itu!

Gimana tidak hebat, mereka kuat keliling di Grand Indonesia, Senayan City, dkk.

Padahal gue aja yang pake sendal jepit *sempet takut diusir sebenernya pas mau masuk* merasa capek banget pas mau jalan ke gramedia di GI.
Sedangkan wanita-wanita itu, dengan kehebatannya keluar masuk Harvey Nichols, Debenhams, dkk.
Ck, ck, ck.

Sekarang penilaian gue terhadap mereka sudah meningkat SEDIKIT.

note :

Menurut 'kenalan' gue, mereka tidak sebegitu hebatnya meski mereka berkeliling mal dengan killer-heel. Karena bagaimanapun juga mereka tetap pulang pergi DIANTAR pacar dengan MOBIL, sementara kami naik kendaraan umum.

Thursday, January 22, 2009

Maybe I was such a jerk



gambar : swordfish@animepaper.net

Love a deep and tender feeling of affection for or attachment or devotion to a person or persons a strong, usually passionate, affection of one person for another, based in part on sexual attraction [http://www.yourdictionary.com]

Konsep dan arti dari love merupakan hal yang tidak pernah gue mengerti.
Saat orang lain berbicara mengenai love, gue tidak bisa tidak berpikir "it is confusing..."

Gue selalu berpikir love merupakan sesuatu yang khayal, extravagant, superstition.

Tender feeling of affection...bukannya itu hanya sekedar like?

Ada yang mengatakan, saat mencintai orang lain maka segalanya akan diberikan bagi orang tersebut.
Honestly, I think THAT is bullshit.
Love merupakan hal yang egois.
Selalu ingin menjadi satu-satunya yang diperhatikan, ingin menguasai.
You don't care if it's hurt.
Selfish.

How could you let them control you? Control your life?
Mungkin karena pemikiran semacam inilah gue sulit merasa terhubung dengan perasaan gue sendiri.
Menolak untuk merasa dicintai maupun mencintai.

Yes, I like you, I like that, I like them
.
But no, I don't love you, I don't love that, I don't love them.
Why can't I being honest and open my heart?
Am I really scare to be hurt?
I am.
I am too scare to trust another...

Thinking like this makes me sad...

I want to become a gentle human being.

Thursday, January 08, 2009

Try A Little Tenderness

Ternyata memang benar.

Kegantengan seseorang tidak bergantung pada wajahnya.
Karena hari ini gue telah membuktikannya sendiri!

Ada satu jenis roti yang gue suka, namanya HAMTARO.

Waktu gue mau beli roti ini, ternyata tidak ada, a.k.a. habis!

Shit.

Tadinya gue mau nyerah dan pulang aja.
Tapi tiba-tiba muncul si koki entah dari mana *ya jelas dari dapur lah!*
Kokinya masih muda gitu, dua puluhan kayanya.
Dengan memberanikan diri segera gue bertanya pada dia,

Gue : "Hamtaro-nya ga ada ya?"

Dia : [melihat rak roti] "Hm, kalo mau gue buatin dulu. Lima menit."


Gue : [memandang dengan mata berkaca-kaca hanya mengangguk]


Dia : "Sebentar ya." [pergi menuju dapur pembuatan roti]


Baik banget!
Sebenernya dilihat sama orang lain ini orang memang lumayan ganteng, tapi gue merasa biasa aja.
Entah kenapa gue selalu merasa seganteng apapun orang, kalo gue belum tau kepribadiannya gimana, gue akan merasa dia biasa aja.
Dan ini yang menyebabkan gue merasa dia ganteng...

Dia : [lima menit kemudian datang membawa satu nampan Hamtaro]

Gue : [ingin mengambil Hamtaro yang ada di tengah]


Dia : "Yang ini aja." [menunjuk Hamtaro di pinggir]


Gue : "Eh?"


Dia : "Yang ini. Sini gue aja yang ambilin?!"


Gue : [muka bingung] "Oh ok. Yang paling besar aja pokoknya!"


Dia : [meletakkan Hamtaro pilihan dia di nampan yang gue pegang]


Gila, gila, gila,
Ganteng banget ini orang!
Penyebab kegantengan dia adalah begitu gue memakan Hamtaro tersebut, ternyata saudara-saudara, bagian isi Hamtaro tersebut lebih banyak daripada biasanya!

Kya!

Okeh, sekarang gue memutuskan, resolusi gue tahun ini adalah :
Makan Hamtaro minimal sekali sebulan!
*ga nyambung oy!*

Thursday, January 01, 2009

A Good Year (?)

Hm...

Resolution for this year?
Cih, I don't have one.
And don't want to think about it either!

About last year...

I don't know whether it's good or bad year.
Because just like a soldier that learn to control their emotion, I do, learn that way too.
I NEVER let anything makes me feel excited.
Excited to the happy extent, or even excited to the down extent too.

But at least I end up one of my curiosity on New Year's Eve.

Which is...

In a glass of 'Black Russian'















I like the warm feeling after sip it a little.
But it tasted like cough syrup, and I hate it.
I got one answer for my curiosity at least.